Sukses

Mengenal Virus H7N9 Penyebab Flu Burung di Tiongkok

Selain virus H5N1 penyebab flu burung, masyarakat Indonesia juga harus mewaspadai virus H7N9 penyebab flu burung di China.

Liputan6.com, Jakarta Di Indonesia, kasus flu burung disebabkan oleh virus H5N1. Sejak 2013, telah dilaporkan 199 kasus flu burung dengan tingkat kematian 167 kasus. Saat ini, ada jenis flu burung lain yang juga harus diwaspadai masyarakat Indonesia, yaitu virus H7N9.

Mengutip laman WHO.Int, Kamis (14/9/2017), Avian influenza A (H7N9) adalah subtipe virus influenza yang telah terdeteksi pada burung. Virus A (H7N9) ini sebelumnya tidak pernah terlihat pada hewan atau manusia sampai ditemukan pada bulan Maret 2013 di China.

Sejak saat itu, kasus flu burung yang menular pada manusia menjadi perhatian karena kebanyakan pasien terserang virus tersebut. Sebagian besar kasus infeksi manusia akibat virus H7N9 ditularkan oleh unggas.

Virus ini memiliki gejala mirip dengan virus H5N1 yaitu dimulai dengan demam tinggi dan pneumonia berat. Namun, belum ditemukan adanya kemungkinan penyebaran dari manusia ke manusia lainnya melainkan hanya ditularkan melalui unggas atau masuk ketegori penyakit zoonotik.

Selain itu, infeksi juga bisa ditularkan melalui lingkungan yang berpotensi terkontaminasi, terutama pasar tempat penjualan unggas hidup.

Meski virus ini belum masuk ke Indonesia, namun jalur terbang unggas dari China yang melintas di Indonesia bisa menimbulkan risiko masuknya H7N9 ke Indonesia.

Untuk itulah penting untuk membekali diri dengan pemahaman mendalam mengenai flu burung dan segera melapor apabila menemukan unggas mati mendadak agar kasus flu burung dapat terdeteksi sebelum menyebar luas. 

 

Saksikan video menarik berikut:

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Kasus flu burung yang disebabkan virus H7N9 di China

Laman WHO.Int menulis, salah satu kasus flu burung yang disebabkan virus H7N9 dialami seorang pria berusia 58 tahun dari Provinsi Fujian. Dia menunjukkan gejala pada tanggal 19 Juli 2017 dan dibawa ke rumah sakit dengan kondisi pneumonia berat pada tanggal 29 Juli 2017. Dia dilaporkan memiliki paparan terhadap pasar unggas hidup.

Sampai saat ini, sebanyak 155 kasus infeksi manusia akibat virus avian influenza A (H7N9) telah dikonfirmasi oleh laboratorium melalui pemberitahuan Peraturan Kesehatan Internasional (IHR) sejak awal 2013.

Saran WHO agar terhindar dari virus H7N9

WHO menyarankan individu yang bepergian ke negara-negara yang memiliki wabah flu burung agar menghindari peternakan unggas, kontak dengan hewan di pasar unggas hidup, memasuki area di mana unggas dapat disembelih atau kontak dengan barang yang mungkin terkontaminasi kotoran dari unggas

Selain itu, orang yang melakukan perjalanan ke luar negeri juga harus sering mencuci tangan dengan sabun dan air dan mengikuti praktik keamanan makanan yang baik.

WHO mendorong negara-negara untuk terus memperkuat surveilans influenza, termasuk surveilans untuk infeksi pernafasan akut dan penyakit mirip influenza (ILI) dan untuk meninjau secara hati-hati pola yang tidak biasa, memastikan pelaporan infeksi manusia dan melanjutkan tindakan kesiapsiagaan kesehatan nasional.

Di Indonesia, tindakan kesiapsiagaan terhadap virus influenza akan dilakukan pada 19 dan 20 September 2017 di Tangerang Selatan, Banten.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini