Sukses

Pernah Jalani Terapi, Paus Fransiskus Merasa Hidupnya Lebih Baik

Pemimpin umat Katolik sedunia, Paus Fransiskus, mengungkapkan pernah menjalani terapi selama enam bulan.

Liputan6.com, Jakarta Mungkin tak ada yang menyangka, Paus Fransiskus (80) pernah menjalani terapi kesehatan jiwa. Belum lama ini, pemimpin umat Katolik sedunia ini mengungkapkan, pernah menjalani terapi selama enam bulan untuk membantu melewati masa-masa sulit dalam hidup.

Kisah Paus Fransiskus menjalani terapi terungkap saat ia diwawancarai oleh Dominique Wolton yang akan menuliskan buku biografi tentang pria asal Buenos Aires ini.

Sosiolog yang berasal dari ordo Serikat Yesus atau Yesuit ini menceritakan ketika berusia 42, Paus Fransiskus mengikuti terapi dengan seorang dokter yang juga psikoanalis.

"Selama enam bulan, saya pergi ke rumahnya untuk mengklarifikasi beberapa hal yang pernah terjadi dalam hidup saya," kata Fransiskus mengutip laman Huffington Post, Sabtu (9/9/2017).

"Dia adalah orang baik. Selama enam bulan, dia membantu saya begitu banyak," terangnya sekaligus menceritakan bahwa terapisnya adalah orang Yahudi.

 

Saksikan juga video menarik berikut:

 

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Hal manusiawi

Paus Fransiskus tak menceritakan konflik apa dalam dirinya yang membuatnya pergi ke psikoanalisis.

"Sulit untuk mengetahui secara pasti yang membawanya untuk mencari psikoterapi," kata penulis The Great Reformer: Francis and the Making of a Radical Pope, Auste Ivereigh.

Argentina merupakan sebuah negara dengan kunjungan orang ke psikolog atau layanan mental lainnya terbanyak di dunia. Di negara ini, seseorang yang menemui tenaga dari layanan kesehatan mental, tidaklah memberi stigma buruk.

Selain itu, Ivereigh juga mencatat, mendatangi psikoterapi atau psikolog bukanlah hal yang bertentangan dengan Katolik. Bila diperlukan, konseling bisa dilakukan.

"Yesuit tidak takut mencari bantuan profesional saat membutuhkan dan ordo ini melihat psikoterapi merupakan pelengkap spiritualitas. Bagi saya, ini adalah gambaran hal yang manusiawi," tutur Ivereigh lagi.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini