Sukses

Jumlah Remaja Putri Perokok Melonjak 3 Kali Lipat

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia meluncurkan iklan layanan masyarakat bahaya merokok.

Liputan6.com, Jakarta Angka perokok remaja di Indonesia meningkat setiap tahun. Hal tersebut disampaikan oleh Direktur Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat, dr Eni Gustina, MPH, Plt dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Republik Indonesia.

"Pada 2013, angka perokok remaja usia 14-18 itu naik menjadi tiga kali lipat pada remaja putri dan putra itu naik dua kali lipat," ujar Eni dalam acara Media Discussion Kampanye Iklan Layanan Masyarakat "Batuk Perokok" di Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Selasa (5/9/2017).

Kejadian ini semakin mendorong Kemenkes RI dalam menggalakkan upaya pengendalian tembakau dan informasi terkait bahaya merokok. Sejak 10-31 Agustus 2017, Kemenkes RI bekerja sama dengan Vital Strategies, telah meluncurkan iklan layanan masyarakat (ILM) terbaru dengan tema "Batuk Perokok".

ILM ini tayang di empat stasiun tv Indonesia, iklan bioskop juga di media sosial dengan tagar #SuaraTanpaRokok.

"Ada tiga pesan utama dalam iklan Batuk Perokok ini. Pertama, mengenalkan bahaya, memberikan informasi kepada masyarakat bahwa batuk itu bukan seperti batuk biasa. Tapi, menandakan ada sesuatu (masalah) yang terjadi pada organ tubuhnya atau tanda awal kerusakan tubuh," kata Eni.

Pada bagian akhir iklan, Kemenkes juga mencantumkan nomor pusat layanan konseling untuk berhenti merokok.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Seperti apa iklannya?

Iklan ini menampilkan cuplikan gambar asli dari beberapa korban yang menderita akibat merokok. Pertama, seorang perokok berat Richard Maradona (35) yang harus menjalani operasi torakoskopi dan torakotomi akibat penyakit paru. Dilanjutkan Edison Poltak Siahaan (78) menderita kanker tenggorokan, dan Cecep Sopandi (40) harus kehilangan ibu jarinya akibat penyakit buerger.

"Dengan iklan ini, peningkatannya cukup signifikan ya, lumayan berhasil setelah iklan ini berjalan membuat perokok menelepon layanan kita. Di sana ada orang kesehatan yang menguasai rokok dan memberikan advice untuk bantu berhenti merokok," ujarnya.

Meski sasaran iklan antirokok ini menyasar generasi muda agar tidak merokok, diharapkan seluruh masyarakat sadar akan bahaya dari merokok. "Jadi, untuk remaja pikir dulu deh kalau mau ngerokok," ujar Eni.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.