Sukses

Ini 5 Tips Mencegah Cedera Akibat Split pada Cheerleaders

Mencegah kejadian tragedi split kembali terjadi, ini cara cegah cedera pada cheerleaders.

Liputan6.com, Jakarta Cheerleaders atau pemandu sorak merupakan jenis olahraga yang memadukan gerakan dinamis seperti senam, tari dan akrobat disertai sorak sorai. Namun sayangnya, beberapa jenis gerakan dalam cheerleaders dapat menyebabkan cedera, terutama jika tidak tepat melakukannya, misalnya seperti split.

Salah satu peristiwa yang baru-baru ini terjadi yaitu seorang siswa SMA yang dipaksa melakukan splits oleh pelatihnya. Hal ini membuatnya menangis histeris. Padahal, cheerleaders harus dilakukan dengan rileks dan lentur.

Mengutip laman Healthy Children, Kamis (31/8/2017), ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mencegah cedera dalam olahraga ini, termasuk dari sisi pelatih.

1. Peralatan

American Association of Cheerleading Coaches & Administrators (AACCA) merekomendasikan penggunaan karpet atau permukaan yang lembut bahkan pada saat mempelajari keterampilan baru dan juga selama kompetisi.

2. Pelatih.

Penting bagi pelatih untuk memiliki pengalaman dan terbiasa dengan peraturan. Risiko cedera cenderung jarang terjadi jika pelatih telah menyelesaikan kelas pembinaan khusus, memiliki pengalaman melatih, dan mengikuti pedoman kesehatan olahraga yang sudah ditentukan.

3. Kebugaran.

Peserta cheerleaders juga harus menjaga tingkat kebugaran yang baik selama musim pertandingan maupun pada hari biasa. Selain itu, harus dilakukan penetapan waktu yang jelas untuk berlatih dan istirahat. Hal penting lainnya yaitu pemanasan yang tepat dan latihan pendinginan.

Dengan melakukan pemanasan dan pendinginan yang tepat, cedera akibat berbagai gerakan olahraga, seperti split, bisa diminimalisir.

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

4. Spotters dalam cheerleaders

Semua pemandu sorak harus dilatih untuk melihat dengan benar. Spotters membantu atau menangkap orang teratas dalam aksi pasangan atau piramida. Pengawasan dan pemeriksaan yang tepat harus tersedia setiap saat.

5. Rencana darurat

Tim harus mengembangkan dan mempraktikkan rencana darurat sehingga anggota tim mengetahui peran mereka dalam situasi darurat.

Rencana darurat mencakup pertolongan pertama dan petunjuk kontak darurat. Semua anggota tim harus menerima salinan tertulis mengenai hal ini.

Selain itu lima hal diatas, orangtua juga berperan penting. Sebaiknya orangtua proaktif untuk meninjau anak-anak mereka saat latihan maupun saat di rumah.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.