Sukses

Mengisap Ganja Pengaruhi Cara Berjalan

Seseorang yang rutin mengisap ganja bisa mengalami perubahan cara berjalan secara permanen.

Liputan6.com, Jakarta Di beberapa negara, seperti Amerika Serikat dan Belanda, mengisap ganja sudah dilegalkan, walau masih dalam penggunaan terbatas dan mengikuti aturan. Berdasarkan banyak penelitian yang dilakukan, pemerintah di sana memutuskan manfaat ganja untuk kesehatan sudah bisa dipastikan.

Namun, meski memiliki manfaat, seperti mengendalikan rasa sakit, ganja ternyata juga bisa mempengaruhi gerakan seseorang. Para peneliti dari University of South Australia menemukan, perokok ganja berjalan dengan cara yang berbeda dengan non-perokok.

Perbedaannya memang samar di antara kedua grup ini. Pada grup pengisap ganja, mulai dari pengguna ringan sampai berat, mereka menggerakkan lutut lebih cepat ketika mengayunkan kaki untuk melangkah ke depan. Perokok ganja juga cenderung lebih sedikit menggerakkan bahu.

Para peneliti tidak menemukan perbedaan antara kecepatan berjalan atau keseimbangan.

"Perubahan cara berjalan ini cukup kecil sehingga ahli saraf spesialis gangguan pergerakan tidak bisa mendeteksi perubahan ini pada semua pengguna ganja," ujar penulis studi tadi, Verity Pearson-Dennett.

Untuk menguji efek mariyuana pada langkah seseorang, para peneliti mengobservasi 22 partisipan yang tidak menggunakan ganja, dan 22 orang yang memiliki riwayat penggunaan ganja. Mereka melakukan serangkan tes skrining, tes keseimbangan, yang termasuk penangkapan sistem gerak, dan tes klinis saraf pergerakan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Efek penggunaan ganja

Sebuah studi lain yang dilakukan pada 2008 menemukan, adanya peningkatan kadar THC (tetrahydrocannabinol) yang dihubungkan dengan bertambahnya ayunan langkah.

Sementara itu, studi tahun 2006 menemukan, penggunaan mariyuana secara berat (THC 13 persen) berujung pada gangguan motorik, seperti perubahan keseimbangan.

Sepertinya, dosis dan frekuensi penggunaan mariyuana bisa mempengaruhi fungsi motorik secara keseluruhan.

Studi yang diterbitkan dalam jurnal Drug and Alcohol Dependence ini masih memiliki keterbatasan, karena studi ini masih dilakukan dalam skala kecil.

Memang sudah diketahui, mariyuana bisa secara serius mempengaruhi pengambilan keputusan, koordinasi motorik, dan waktu bereaksi, khususnya pada saat mengemudi.

Menurut National Institute on Drug Abuse, ganja juga bisa menyebabkan orthostatic hypotension (pusing atau keliyengan ketika berdiri) yang bisa berisiko jatuh atau pingsan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.