Sukses

Peringatan Konten!!

Artikel ini tidak disarankan untuk Anda yang masih berusia di bawah

18 Tahun

Verifikasi UmurStop di Sini

5 Gangguan Seksual Aneh pada Pria

Gangguan seksual yang bisa dialami para pria bisa menimbulkan kecemasan.

Liputan6.com, Jakarta Ada beberapa pria yang memiliki gangguan seksual yang aneh dan lebih menakutkan. Gangguan seksual ini bisa memicu kecemasan yang luar biasa.

Sesi bercinta dengan pasangan pun tidak bisa dinikmati dengan baik. Seperti dilansir dari Men's Fitness, Sabtu (26/8/2017) ada gangguan seksual yang harus diperhatikan pria.

1. Gangguan rangsangan genital yang intens

Gangguan rangsangan genital yang persisten adalah kondisi yang sangat langka menderita gairah seksual yang intens dan sering, menurut Journal of Sex & Marital Therapy. Tapi bukan jenis gairah yang Anda peroleh saat sedang terangsang.

Kondisi ini tidak bisa diredakan seketika. Penyebab terjadinya bisa sejak awal kehidupan seseorang atau dimulai pada usia berapa pun. Hal ini juga dapat bervariasi dalam intensitasnya.

Para profesional percaya, gangguan seksual ini dapat disebabkan oleh kecemasan yang parah, menurut British Journal of Medical Practitioners. Beberapa profesional meresepkan gel yang mati rasa, ada pula merekomendasikan perawatan lewat terapi.

 

Simak video menarik berikut ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

Ejakulasi retrograde

Ejakulasi retrograde tidak seperti menghancurkan beberapa gangguan lainnya pada daftar ini. Ketika seorang pria orgasme, ejakulasi tidak jadi dilepaskan. Cairan dari ejakulasi justru masuk kembali ke kandung kemih.

Ejakulasi ini paling sering terjadi pada pria yang mengidap diabetes. Karena penderita diabetes mengalami kerusakan saraf sehingga saraf di kandung kemih dan leher kandung kemih memaksa ejakulasi kembali masuk ke dalam.

Tapi pria tanpa diabetes juga bisa menderita ejakulasi ini yang kemungkinan akibat efek samping obat atau operasi pada kandung kemih atau prostat.

3 dari 5 halaman

Sexsomnia

Sexsomnia adalah kondisi berbahaya saat pria melakukan beberapa jenis perilaku seksual saat tidur nyenyak. Dalam jajak pendapat dari The Sleep School dari 13 ribu peserta, sekitar 9 persen melaporkan, terlibat perilaku seksual saat tertidur.

Ini bisa berupa masturbasi hingga cumbuan. Bahkan seks dengan klimaks dan serangan seksual, menurut penelitian yang dipublikasikan di Journal Sleep.

Sexsomnia, seperti kelainan tidur lainnya bisa dipicu kurang tidur dan tingginya tingkat stres. Ada beberapa cara untuk mengetahui, apakah pasangan tidur nyenyak atau tidak.

Para ahli mengatakan, orang yang tidur berjalan atau terlibat dalam hubungan seks saat tidur memiliki mata yang punya ekspresi kosong.

4 dari 5 halaman

Diphallia atau dua penis

Beberapa pria dilahirkan dengan dua penis. Kondisi ini bernama diphallia, yang memengaruhi sekitar satu dari 5,5 juta pria, menurut literatur yang diterbitkan dalam Case Reports in Urology.

Kasus pertama adalah seorang pria dari Bologna, Italia pada tahun 1609. Hanya ada sekitar 100 kasus yang dilaporkan secara keseluruhan.

Profesional medis percaya, diphallia terjadi saat janin berkembang di dalam rahim. Satu penis lebih besar dari yang lain. Fungsi juga bervariasi.

Beberapa pria bisa buang air kecil dan melakukan hubungan seksual dengan kedua penis, sedangkan beberapa pria lain tidak. Pria juga memiliki kemungkinan lebih tinggi mandul dan kecacatan pada ginjal, tulang belakang, kolon, anus, atau rektum.

5 dari 5 halaman

Sindrom penyakit pasca orgasme

Post-orgasmic disease syndrome adalah suatu kondisi seorang pria mengembangkan gejala seperti flu setelah ejakulasi. Mereka mengalami kelelahan, kelemahan, demam dan berkeringat, menurut Genetic and Rare Diseases Information Center.

Gejalanya bisa dimulai beberapa detik, menit atau jam setelah orgasme.Gejala ini benar-benar seperti flu dan bertahan dalam 2-7 hari. Akan tetapi, gejala ini akan hilang tanpa pengobatan.Beberapa ahli percaya, gejala terjadi karena alergi air mani.

Sekali pria mencapai orgasme, tubuhnya segera mengalami reaksi hipersensitifitas. Pria bisa melakukan terapi hiposensitisasi, menurut penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Sexual Medicine.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.