Sukses

Robot Exoskeleton Bantu Anak Cerebral Palsy Berjalan Lebih Mudah

Anak-anak dengan cerebral palsy bisa mudah berjalan dan bergerak dengan robot Exoskeletons.

Liputan6.com, Amerika Serikat Sebuah terobosan baru untuk anak yang menderita cerebral palsy untuk berjalan lebih mudah. Alat bernama robot Exoskeletons diharapkan memperbaiki postur tubuh yang membungkuk sehingga memudahkan anak berjalan dengan langkah agak baik.

Langkah kaki penderita cerebral palsy menjadi lebih sulit dari waktu ke waktu.

Sebanyak 50 persen orang dengan cerebral palsy tak bisa berjalan saat mereka mencapai usia dewasa. Dalam sebuah penelitian yang diterbitkan pada 23 Agustus 2017 di jurnal Science Translational Medicine.

Para peneliti melaporkan, robot exoskeleton membantu sebagian besar anak meluruskan kaki saat berjalan. Robot exoskeleton memberikan dukungan anak berjalan tapi anak masih bisa mengendalikan langkah mereka sendiri.

Adanya teknologi robot exoskeleton yang harus dieksplorasi lebih jauh untuk membantu anak-anak dengan cerebral palsy bergerak, kata Thomas Bulea, seorang insinyur biomedis di National Institutes of Health, Amerika Serikat.

 

Simak video menarik berikut ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Solusi efektif

Cerebral palsy adalah kondisi yang menyerang sistem saraf, yang menyebabkan masalah dengan gerakan dan koordinasi. Pengobatan bisa berupa terapi, operasi atau suntikan yang melemaskan otot lutut. Tapi seiring bertambahnya usia, anak menjadi sulit untuk berjalan.

Berkat robot exoskeleton, anak bisa berjalan sendiri dan beradaptasi untuk mengambil langkah yang tepat. Robot exoskeletons akan menjadi solusi klinis yang efektif.

Untuk penelitian tersebut, peneliti hanya merekrut anak-anak cerebral palsy yang masih bisa berjalan dengan baik secara mandiri. Para peneliti juga berharap bisa memperbaiki exoskeletons lebih canggih sehingga bisa dipakai di luar laboratorium.

Penelitian ini merupakan salah satu upaya pertama menghadirkan teknologi exoskeleton kepada anak-anak dan remaja yang menderita cerebral palsy, ditulis dari Scientific American, Jumat (25/8/2017).

Sejauh ini, uji coba exoskeleton sebagian besar ditujukan dalam pemulihan gerak tubuh pada orang dewasa yang lumpuh setelah cedera stroke atau tulang belakang.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.