Sukses

Selain Kompres, Begini Atasi Masalah Nyeri Lutut Saat Ibadah Haji

Empat cara ini dapat mengatasi dan meminimalisasi rasa nyeri lutut dan pinggang selama ibadah haji.

Liputan6.com, Jakarta Sebanyak 221 ribu anggota jemaah calon haji asal Indonesia akan berangkat ke tanah suci Mekah. Kementerian Agama Republik Indonesia mencatat, sebanyak 83 persen jemaah calon haji yang akan berangkat berusia lebih dari 50, sementara 17 persen jemaah calon haji di bawah usia 50.

Tak jarang jemaah di atas usia 50 tahun mengalami masalah nyeri lutut dan pinggang selama perjalanan panjang.

“Di usia ini, kesehatan seseorang mulai mengalami penurunan. Masalah nyeri lutut dan pinggang merupakan masalah yang umum diderita kelompok usia lanjut,” ujar dr Mahdian Nur Nasution, SpBS, ahli nyeri dari Klinik Onta Merah Pain and Spine Center, Jakarta, dalam berita pers yang diterima Health-Liputan6.com, Jumat (25/8/2017).

Pada perjalanan ibadah haji dan umrah, tawaf dan sai merupakan rukun yang harus dikerjakan. Keduanya dilakukan dengan berjalan kaki. Satu putaran tawaf, jaraknya bisa mencapai 1 kilometer. Jika dilakukan tujuh putaran, setidaknya jemaah haji menempuh jarak 7 kilometer.

Belum lagi sai, prosesi untuk mengenang gerak Siti Hajar antara bukit Safa dan Marwah ketika kebingungan mencari air, jaraknya mencapai 500 meter. Jika dilakukan sebanyak tujuh kali, maka jemaah harus berjalan sejauh 3,5 kilometer.

“Sebelas kilometer untuk prosesi tawaf dan sai, bagi mereka usia di atas 50. Apalagi yang memiliki masalah sendi dan faktor risiko seperti obesitas, tentunya dapat mengganggu kenyamanan ibadah haji,” ujar dr Mahdian.

Lantas adakah cara mencegah atau meminimalisasi rasa nyeri lutut dan pinggang selama menjalankan ibadah haji?

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Dikompres

dr Sri Wahyuni, SpKFR, dokter spesialis rehabilitasi Arfa Pain and Spine Center, RS Meilia, Jakarta, menyarankan hal berikut jika nyeri sendi pada lutut dan pinggang muncul dalam perjalanan ibadah di Tanah Suci.

1. Istirahat sejenak

Berhenti sejenak saat nyeri muncul. Jika memungkinkan merebahkan badan, maka beristirahatlah. Pada kasus nyeri lutut, merebahkan badan sembari mengangkat kaki dengan posisi lutut lebih tinggi dari pinggang dapat memperbaiki kondisi nyeri.

“Hindari aktivitas yang menggunakan lutut sebagai tumpuan utama, seperti mengangkat beban berlebih, minimal 2 x 24 jam,” jelas dr Sri.

2. Kompres panas atau dingin pada daerah nyeri

Setelah melakukan tawaf atau sai, sembari beristirahat di penginapan, lakukan kompres dingin dengan es pada daerah yang mengalami nyeri minimal selama 15 sampai 20 menit, sebanyak dua kali dalam sehari. Pasca-nyeri pada hari selanjutnya, Anda bisa mengganti kompres panas, pada lokasi nyeri.

Gunakan handuk yang dimasukkan ke dalam air panas, peras airnya, lalu tempelkan. Lakukan setidaknya sepuluh sampai 15 menit dalam sehari.

3 dari 3 halaman

Gunakan perban

3. Kompresi

Penggunaan elastic bandage atau perban sebagai kompresi terutama pada lutut juga dapat digunakan untuk mengurangi nyeri sendi di lutut atau pinggang.

“Pilih ukuran bandage yang sesuai, tidak boleh terlalu kencang atau longgar,” jelas dr Sri. Gunakan bandage saat beraktivitas misalnya dalam perjalanan dari penginapan ke Masjidil Haram, dan lepaskan bandage pada saat tidur atau mandi.

4. Medikamentosa

Penatalaksanaan secara medikamentosa untuk menghilangkan nyeri sendi dapat dilakukan dengan berbagai cara. Misalnya pemberian NSAID, suntikan asam hyaluronate, dan juga pencegahan dengan mengonsumsi suplemen kondroitin dan glukosamin.

“Ini tergantung dari berat ringannya kerusakan sendi yang dialami pasien,” jelas dr Mahdian.

 

 

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.