Sukses

Orang Indonesia Lebih Suka Sakit?

Menteri Kesehatan Nila Moeloek mengatakan kesadaran masyarakat Indonesia akan pentingnya menjaga kesehatan masih sangat rendah.

Liputan6.com, Jakarta Menteri Kesehatan Nila Moeloek mengatakan kesadaran masyarakat Indonesia akan pentingnya menjaga kesehatan masih sangat rendah.

"Bukan hanya di kota, di desa pun kita melihat bagaimana caranya agar (masyarakat) sadar akan kesehatan. Terus terang saya bilang memang masih rendah, orang Indonesia sangat rendah sekali," kata Nila di Jakarta, Kamis (24/8/2018).

Menkes memaparkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013 yang menunjukkan tingkat kesadaran masyarakat akan kesehatan hanya 20 persen.

Bahkan, Nila menyebut data sementara yang tengah dihimpun Kementerian Kesehatan menunjukkan kesadaran akan kesehatan pada masyarakat Indonesia hanya 17,6 persen.

"Ini yang mau kami naikkan, di desa atau di kota, ini yang perlu kita ubah perilakunya," kata Nila.

Menkes tidak henti-hentinya mengajak masyarakat Indonesia untuk menjalankan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas) yang memprioritaskan pada tiga hal, yakni aktivitas fisik minimal 30 menit sehari, perbanyak konsumsi sayur dan buah, dan mengecek kondisi kesehatan secara berkala.

Nila memaparkan penyakit masyarakat Indonesia saat ini lebih banyak pada penyakit katastropik. Dia mengungkapkan data pembiayaan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan yang sepertiga dananya digunakan untuk membiayai pengobatan penyakit katastropik yang sebenarnya bisa dicegah dengan pola hidup sehat.

"Bisa dicegah enggak? Bisa. Stroke, sakit jantung, bisa dicegah, kenapa enggak. Oleh karena itu, kami lakukan pendekatan keluarga melalui penguatan puskesmas," kata Nila.

Menkes menyebutkan, Kementerian Kesehatan bekerja sama dengan kementerian lainnya yang berkaitan dengan penyebab timbulnya penyakit seperti sarana akses air bersih, rumah layak, ataupun infrastruktur untuk penanganan pasien rujukan.

(Aditya Ramadhan/AntaraNews) 

 

Saksikan juga video berikut ini: 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.