Sukses

Mengapa Setiap Hari Tubuh Butuh Pelukan?

Fakta ilmiah menunjukkan bahwa pelukan memiliki dampak positif bagi tubuh.

Liputan6.com, Jakarta Sebagian orang percaya bahwa pelukan adalah ungkapan sayang atau cinta, meski terkadang pelukan disepelekan karena kita gengsi menunjukkan perasaan kasih sayang. Padahal ada fakta ilmiah menunjukkan bahwa pelukan memiliki dampak positif bagi tubuh.

Pelukan mampu mengusir stres, meningkatkan kekebalan tubuh, awet muda, dan tidur lebih nyenyak. Berpelukan juga dapat membuka jalur komunikasi dan melepaskan ketegangan dalam sebuah hubungan.

Mengapa kita harus berpelukan setiap hari? Simak penjelasannya seperti yang dilansir dari laman Power of Positivity, Selasa, (22/8/17).

Pelukan dapat meningkatkan produksi oksitosin dalam tubuh. Oksitosin adalah neurotransmiter yang membantu pusat emosi otak dengan perasaan bahagia yang mengurangi stres dan kecemasan.

Memeluk juga telah terbukti bisa meningkatkan performa seksual. Membantu pengurasan kortisol, hormon untuk mengatasi stres yang dapat membahayakan tubuh dalam jangka waktu yang lama. Jadi kombinasi ini bisa mengakibatkan tidur lebih nyenyak.

Menurut penelitian oleh University of North Carolina, berpelukan dapat melindungi dari bahaya penyakit jantung. Hal ini terjadi karena mereka yang tidak memeluk pasangannya, memiliki denyut jantung yang meningkat sepuluh denyut per menit.

Salah satu studi yang dilakukan oleh Bonis dari Local 12 News Cincinnati adalah Carnegie Mellon University (CMU) di Pittsburgh, Pennsylvania. Studi menunjukkan bahwa memeluk dan dukungan sosial akan membuat Anda cenderung tidak stres. CMU melakukan percobaan untuk membuktikan hal ini pada 404 orang dewasa sehat. Untuk masing-masing subjek tes ini dialakukan selama empat belas malam tanpa gagal. Frekuensi pelukan dicatat oleh tim melalui wawancara telepon.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Pelukan ternyata bisa meredakan flu

Setelah dua minggu berlalu, mereka sengaja terkena virus flu biasa dan dipantau di karantina untuk melihat infeksi secara keseluruhan. Hasilnya menunjukkan adanya penurunan risiko infeksi terkait dengan konflik tersebut karena dukungan sosial. Pelukan terdiri sekitar 33% dari total dukungan sosial pelindung, jumlah yang cukup besar. Di antara mereka yang terinfeksi flu biasa, gejalanya lebih ringan bagi mereka yang mendapat dukungan sosial dan sering melakukan pelukan, terlepas dari apakah mereka mengalami konflik atau tidak. Tidak seperti pil dan bentuk pengobatan lainnya, pelukan tidak perlu mengeluarkan biaya apapun.

Berpelukan merupakan obat termurah yang positif bagi kesehatan tubuh. Mulai deh biasakan hal-hal serba positif dalam hidup.

(Michelle Tania)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini