Sukses

Waspada, Stres di Usia 20-an Bisa Picu Keguguran

Wanita yang rentan mengalami stres pada usia 20-an dalam jangka panjang, lebih mungkin mengalami keguguran menurut sebuah penelitian.

Liputan6.com, Jakarta Wanita yang rentan mengalami stres pada usia 20-an dalam jangka panjang, lebih mungkin mengalami keguguran menurut sebuah penelitian.

Studi yang dilakukan di University College London dan Zhejang University di China, memberikan bukti kuat jika stres pada awal dewasa dapat memberikan masalah yang serius pada wanita di kemudian hari.

Fakta ini juga diungkapkan oleh sebuah sekolah yang melakukan penelitian tentang korelasi hubungan antara stres dan kehamilan. Diketahui jika keguguran banyak terjadi sebelum memasuki usia kehamilan 24 minggu.

Melansir laman Dailymail, Rabu dari hasil penelitian tersebut diketahui jika kebanyakan wanita yang mengalami keguguran memiliki masalah psikologis di masa awal dewasa. Mengalamai stres tinggi dengan masa yang cukup panjang.

Tim penelitian menjelaskan, hubungan antara stres dan kehamilan hingga berujung pada keguguran bisa dipicu karena adanya aktivasi dan pelepasan hormon stres. Hormon inilah yang berdampa pada jalur biokomia, di mana jalur ini sangat penting dalam pemeliharaan kehamilan.  

 

Saksikan juga video berikut ini: 

 

Faktor psikologis

Hasil saat ini menunjukan bahwa faktor psikologis ini dapat memicu keguguran hingga 42 persen. Di samping ada kelainan kromosom yang mendasari pemicu terjadinya keguguran pada wanita.

Untuk membantu ibu hamil dan mengurangi keguguran, Dr Todd mengatakan sangat penting untuk melihat latar belakang psikologis wanita hamil.

"Temuan kami memberikan bukti kuat, tekanan psikologis sangat berbahaya bagi wanita pada awal kehamilan. Baik itu di masa muda maupun saat ini," jelas Dr. Todd. 

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.