Mengintip Sensasi Pesta Seks Rahasia Para Pengusaha

Seperti dikutip dari The Mirror pada Selasa (22/8/2017), pebisnis itu membeberkan kepada Wales Online bahwa suasana pestanya seperti suatu "eksplorasi sosial dan seksual."

"Untuk klub-klub yang lebih mewah, orang harus melamar dan memenuhi beberapa kriteria agar bisa diterima. Kriteria itu bersifat fisik dan finansial."

Pelamar juga diberondong pertanyaan tentang usia, tindik (piercing) pada tubuh, ataupun berat badan. Kriteria itu penting karena pria yang bugar bisa memuaskan seorang wanita. Sebaliknya, pria yang tidak bugar tentu tidak akan mampu melakukannya.

"Peminat menerima formulir pendaftaran yang harus dikirim balik dengan menyertakan gambar. Fotonya tidak harus pada bagian wajah, tapi orang bisa ditolak kalau tidak menyertakannya."

Proses aplikasi berlangsung kurang lebih seminggu. Jika disetujui, tiket undangan bakal dikirim lewat pos, seperti undangan pesta biasa.

"Tapi urusannya berkelas, yaitu tampilan dasi hitam untuk kaum pria dan gaun untuk kaum wanita."

"Orang harus terus menyamar, sehingga mereka mengenakan topeng untuk melindungi identitas karena orang tidak mau berpapasan dengan rekan bisnis."

Pesta-pesta eksklusif tersebut dilakukan di beberapa tempat berbeda, namun paling sering dilakukan di London. Identitas para peserta pun sangat dirahasiakan.

Batas peserta biasanya 50 orang dalam suatu hotel. Pesta rumahan lazimnya melibatkan 16 sampai 20 orang, umumnya dilangsungkan di pesanggrahan (guest house) bersifat boutique pada akhir pekan.

"Tempat acara pun diganti, para pegawai juga diganti yang baru agar tidak ada kabar yang bocor ke luar.” 

Bicara soal kegiatan-kegiatan seksual yang dialami para anggota, biasanya pasangan-pasangan memiliki harapan dan batasan masing-masing tentang hal-hal yang dapat diterima.

"Kalian harus bicara dulu, dan masuk ke dalamnya dengan mata terbuka lebar. Seandainya sudah dibicarakan terlebih dahulu…maka apa yang kalian alami dalam pesta-pesta itu hanya sebuah transaksi."

"Misalnya seorang wanita mungkin menyukai wanita lain, lalu menarik tangannya dan mereka pergi menjauh untuk saling merangsang. Mereka mungkin mengundang para suami untuk menonton atau ikut serta."

"Hal penting di sini adalah bahwa kaum wanita selalu pegang kendali situasi."

"Kami tidak mencari cinta, karena tidak ada ikatan emosional di sini, tapi siapa yang menduga akan mengalami sesuatu."

Orang mungkin mempertanyakan dampak partisipasi dalam pesta-pesta seks terhadap hubungan pribadi. Bagi si pebisnis, pengalamannya dirasa amat positif.

"Kami sudah bersama lebih dari 20 tahun dan kami merasa sangat bahagia. Suatu malam kami membicarakan kehidupan seks kami secara umum, minum-minum sejenak, dan saya tanyakan apakah ada hal lain yang ingin dilakukannya."

Semua bermula dari situ.

Istri pengusaha itu mengaku pengalamannya positif, katanya, "Kami sudah menikah selama 20 tahun, punya anak-anak, rumah, pekerjaan yang kami sukai, dan kehidupan seks yang aktif dan menyenangkan."

"Tapi kami ingin menikmati kegiatan seksual tanpa ikatan, tanpa komitmen, dan tanpa kaitan emosional."