Sukses

Dinkes Bandung Jamin Petugas Layad Rawat Ramah Saat Layani Pasien

Dinkes memastikan seluruh petugas medis dalam program Layad Rawat memberikan pelayanan kesehatan yang ramah kepada masyarakat

Liputan6.com, Bandung Dinas Kesehatan Kota Bandung, Jawa Barat, memastikan seluruh petugas medis dalam program Layad Rawat memberikan pelayanan kesehatan yang ramah kepada masyarakat. Selain memprioritaskan layanan pada rakyat miskin, pemerintah setempat juga mempertegas program tersebut merupakan iktikad baik mereka untuk menutupi kekurangan pelayanan yang ada.

Jaminan yang diberikan oleh Dinas Kesehatan Kota Bandung berupa 481 tenaga medis terdiri dari 87 dokter, 184 perawat, 187 bidan, dan 23 ahli gizi (nutritionist), didapat berdasarkan hasil rangkaian tes penjaringan sebelumnya. Tes itu berupa pengetahuan umum, keterampilan, dan wawancara lisan.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Bandung Rita Verita Sri Hasniarty mengaku rangkaian tes sebelumnya itu untuk menjadikan seluruh petugas medis ramah dalam menjalankan tugasnya langsung dengan masyarakat.

"Pengetahuan dokter tentang pelayanan terhadap masyarakat seperti apa, lalu wawancara juga, mereka bagaimana attitude kan. Itu perlu juga sih kalau saya pikir, tidak sembarang tenaga yang seperti itu karena langsung menghadapi ke masyarakat. Namanya juga pelayan masyarakat masa judes," kata Rita Verita Sri Hasniarty saat dihubungi Liputan6.com, Bandung, Senin, 7 Agustus 2017.

Rita Verita Sri Hasniarty menjelaskan, kinerja petugas medis program Layad Rawat akan dilakukan evaluasi tiap tahunnya. Jika tidak ada masalah dengan perilaku saat bertugas, maka kata Rita akan memperpanjang kontrak kerjanya dibarengi dengan nilai kinerja yang baik.

Rita menyebutkan menjadi pelayan masyarakat harus kuat fisik dan mental. Tantangan terberat dalam program yang telah diluncurkan pada 26 Juli 2017 lalu itu tidak diupah dengan gaji besar. Sebab, anggaran untuk program ini diakui sangat minim.

"Untuk dokter Rp 4,5 juta kalau tidak salah, bidan dan perawat Rp 3,5 juta kecuali SKM dan ahli gizi Rp 2,5 juta per bulan. SKM dan ahli gizi digaji lebih rendah karena perbedaan tugasnya," ujar Rita.

Meski dengan gaji minim dibandingkan dengan upah di rumah sakit besar di Bandung, Rita mengatakan, hal itu tak menyurutkan minat seluruh petugas Layad Rawat menjadi pelayan masyarakat dan mengabdikan ilmu yang dimilikinya.

Dinas Kesehatan Kota Bandung menyatakan optimistis dengan loyalitas petugas Layad Rawat yang kini bertugas langsung ke masyarakat. Pasalnya, saat dilakukan sesi wawancara saat perekrutan, salah satu materi yang ditanyakan adalah nominal upah.

"Kita belum mampu menggaji besar-besar sesuai dengan anggaran yang kami peroleh dari Pemerintah Kota Bandung, tapi alhamdulillah rata-rata tidak melihat ke gaji," jelas Rita.

Tujuan Pelayanan Layad Rawat sendiri, yaitu agar warga Kota Bandung bisa memperoleh kemudahan pelayanan kesehatan apabila ruangan di rumah sakit terdekat penuh, ekonomi tidak menunjang, atau sulitnya memperoleh transportasi. 

 

Saksikan juga video berikut ini: 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.