Sukses

Cegah Anak Bunuh Diri, Jangan Biarkan Dia Depresi Berkepanjangan

Penting bagi orangtua untuk mengenali kondisi anak demi mencegahnya depresi serta menjauhkan dari risiko bunuh diri.

Liputan6.com, Jakarta Saat anak beranjak remaja, semakin sulit bagi orangtua untuk mengetahui pikiran dan perasaan mereka. Anak remaja sudah pandai menyembunyikan perasaan. Sehingga penting bagi orangtua untuk mengenali kondisi anak demi mencegahnya depresi serta menjauhkan dari risiko bunuh diri.

Berikut lima hal yang bisa orangtua lakukan guna menjauhkan anak dari risiko bunuh diri seperti mengutip Healthy Children, Selasa (25/7/2017).

1. Jangan biarkan anak depresi berkepanjangan

Setiap anak pasti pernah mengalami hari yang buruk. Namun, bila melihatnya tampak sedih yang berlangsung dalam beberapa minggu berarti ada sesuatu dengan anak.

Orang-orang depresi cenderung menyembunyikan perasaannya. Jika melihat perubahan perilakunya, jangan tunggu anak bercerita. Lebih baik tanyakan secara baik-baik padanya, "Kamu terlihat sedih, Nak? Mau cerita? Mungkin Ayah/Ibu bisa membantu."

2. Perkuat insting

Ada banyak studi yang mengungkapkan remaja melakukan tindakan bunuh diri karena kurang komunikasi dengan anggota keluarga. Bisa jadi dia memiliki masalah, tapi tidak mengungkapkannya kepada orangtua hingga akhirnya menjadi fenomena bola salju besar yang berakhir dengan depresi.

Jika insting Anda sebagai orangtua merasa ada sesuatu yang berbeda dengan anak, perbanyak komunikasi dengannya. 

3. Jangan abai bila dia bilang mau bunuh diri

Orangtua sebaiknya tidak menganggap santai saat anak pernah mengatakan atau menulis 'Aku mau mati' atau 'Aku tidak peduli lagi'. Dalam banyak kasus, anak-anak yang mencoba bunuh diri sebenarnya sudah memberi kode ke orangtua bahwa mereka bermaksud bunuh diri.

4. Segera cari bantuan psikolog atau psikiater

Jika memang dirasa terjadi gangguan pada emosi anak, konsultasikan dengan psikolog atau psikiater. Semakin lama membiarkan kondisi ini, semakin membuat terpuruk.

 

Saksikan juga video menarik berikut:

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Katakan dia tidak sendiri

5. Ungkapkan perasaan Anda

Ungkapkan perasaan kepada anak bahwa dia tidak sendiri. Sampaikan secara perlahan bahwa tak cuma dirinya yang pernah merasa sedih, ayah dan ibu juga. Yakinkan bahwa kondisi ini tidak akan berlangsung selamanya.

6. Ajak untuk bersosialisasi

Remaja yang depresi cenderung diam dalam kamar atau mengisolasi diri. Peran orangtua adalah mengajaknya keluar kamar untuk bersosialisasi.

7. Ajak olahraga

Mengajak anak berolahraga seperti jalan kaki mampu mengurangi depresi. Menurut studi, berolahraga mampu mengalihkan perhatian dari masalah sehingga merasa baik-baik saja.

8. Perlu waktu untuk mengetahui hasil

Terapi dan atau pengobatan mental membutuhkan waktu lama. Ungkapkan kepada buah hati Anda hasil perbaikan suasana hati tidak bisa dalam waktu sekejap tapi perlahan.

9. Simpan senjata di tempat aman

Jika orangtua memiliki senjata api di rumah pastikan untuk menyimpan di tempat aman dan menguncinya. Fakta di Amerika Serikat menunjukkan angka bunuh diri banyak terjadi dengan cara menggunakan pistol salah satu anggota keluarga.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini