Sukses

Penyebab Generasi Milenial Gampang Stres

Liputan6.com, Jakarta Menurut American Psychological Association (APA) generasi milenial juga bisa mengalami stres dalam kehidupan sehari-hari mereka. Ironisnya, mereka kurang mampu mengelola rasa cemas dan stres yang melandanya.

APA melaporkan sebanyak 12 persen generasi milenial didiagnosis memiliki gangguan kecemasan yang tinggi dan 30 persen memiliki tingkat kegelisahan yang tidak normal. Berdasarkan survei yang didapatkan American College Health Association (ACHA) pada 2014 silam, kondisi ini menimpa pada 61 persen mahasiswa.

Melansir laman Huffington Post, Senin (24/7/2017) ACHA menemukan penyebab dari gangguan psikologis generasi milenial--atau hal yang mudah menyebabkan mereka stres.

1. Pola tidur yang buruk

Kebiasaan begadang cukup melekat pada generasi milenial, khususnya mereka yang dikejar tenggat waktu tugas akhir atau skripsi. Studi dari University of California, Berkeley, mengatakan kurang tidur dapat mengganggu produktivitas esok harinya, sehingga mereka mudah gelisah, sulit menuntaskan pekerjaan, dan berujung pada stres.

2. Jadwal makan yang berantakan

"Menunda waktu makan atau tak menyempatkan diri untuk sarapan dapat menyebabkan kadar gula darah tidak stabil. Akibatnya kamu jadi lebih mudah gelisah, pusing, bingung, dan sulit bicara,” tulis Body and Health.

3. Bermalas-malasan

Mager atau malas gerak menjadi kebiasaan terburuk yang sering kali dilakukan para generasi milenial. Hanya duduk atau tidur berjam-jam lamanya sambil bermain ponsel atau gadget lainnya dapat meningkatkan risiko kecemasan dan kegelisahan. 

 

Saksikan video di bawah ini: 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

4. Terlalu banyak ngopi

Minum kopi sudah menjadi tren bagi generasi milenial. Sayangnya jika kopi diminum secara berlebihan dapat membuat kamu mudah gelisah.

"Konsumsi kopi terlalu banyak dapat membuat orang mudah gelisah, tersinggung, gugup daln lebih cemas. Sensitivitas terhadap kafein akan mudah meningkat pada orang dengan gangguan panik," kata periset.

5. Main ponsel terlalu lama

Sebuah studi pada 2014 oleh Universitas Baylor menemukan bahwa siswa Amerika menghabiskan rata-rata sembilan jam sehari untuk bermain dengan ponsel mereka. Menurut periset, terlalu banyak bermain ponsel dapat mempengaruhi gairah sistem saraf pusat yang bisa memperkuat kecemasan. Selain itu, media sosial dapat mengubah suasana hati dan depresi.

6. Curhat dengan teman yang senasib

Mengeluarkan seluruh isi hati mungkin memang dapat melegakan perasaan, tapi kebanyakan generasi milenial menyampaikan curahan hatinya kepada orang yang serupa. Ini tidak akan memberikan solusi dan akan memperburuk stres.

Coba untuk berbincang atau berjalan-jalan ke tempat yang bisa meningkatkan mood agar lebih bersemangat dan stres pun mereda.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.