Sukses

Cerita Rachel Amanda Lawan Kanker Tiroid Saat SMA

Rachel Amanda berjuang melawan kanker tiroid yang dideritanya kala dirinya kelas XII SMA.

Liputan6.com, Jakarta Selebritis muda Rachel Amanda, 22 tahun, tak pernah mengira dirinya akan melawan kanker tiroid. Ia didiagnosis menderita kanker tiroid pada waktu kelas XII SMA tahun 2014. Saat itu dirinya berusia 19 tahun.

Kanker tiroid yang diidapnya akibat dari hipertiroid (kelebihan hormon tiroid) yang semakin parah. Manda, sapaan akrabnya, harus mengalami penurunan berat badan yang terus-menerus dan sulit makan. Tampak pula di lehernya terjadi pembengkakan.

"Jantung saya juga deg-degan dan enggak kuat berdiri lama-lama. Lalu saya diperiksa dan dikasih obat sama dokter. Yang bikin kaget itu ternyata di kelenjar tiroid  saya ada tumor ganas (kanker). Sel-sel kanker sudah menyebar di kelenjar tiroid saya. Akhirnya, dokter menyuruh operasi," ungkap Manda saat menceritakan pengalamannya dalam acara Sehatkah Tiroidmu? Mengenal Hipotiroid, Hipertiroid, dan Kanker Tiroid di Shangri-la Hotel Jakarta, ditulis Senin (24/7/2017).

Jenis kanker tiroid yang diidap Manda, yakni kanker tiroid papiler. Kanker tiroid papiler termasuk jenis kanker tiroid yang umum diderita banyak pasien. Setelah didiagnosis kanker tiroid rupanya membuat Manda takut dan cemas.

"Pas tahu kena kanker tiroid, saya jadi benci banget kalau bangun tidur di  pagi hari dan sebelum tidur di malam hari. Dua waktu itu justru membuat saya tersadar. 'Oh, saya ini mengidap kanker tiroid.' Pikiran itulah yang suka muncul," jelas Manda.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Peroleh dukungan

Kanker tiroid yang dimilikinya ternyata tidak membuat Manda patah semangat. Manda mencari tahu segala informasi soal kanker tiroid. Ia menemukan komunitas para penyintas (survivor) kanker tiroid di internet.

"Saya temukan suatu komunitas penyintas kanker tiroid. Saat masuk ke komunitas itu, saya malah mendapat respons. 'Usianya masih muda ya.' Setelah saya cari tahu lagi ternyata kebanyakan anggota penyintas kanker tiroid usianya sudah 50-an tahun ke atas. Ya, saya bingung juga, "Kok rasanya cuma saya yang masih muda," ujar Manda.

Meskipun begitu, Manda memeroleh dukungan untuk sembuh dari kanker tiroid. Seluruh keluarganya juga mendukung Manda melakukan operasi.

"Beberapa anggota keluarga saya kan berprofesi sebagai dokter. Mereka langsung menyarankan lakukan pengobatan dan perawatan medis. Enggak pernah mikir juga buat melakukan pengobatan alternatif," papar perempuan kelahiran 1 Januari 1995.

Manda juga menceritakan, kakeknya yang seorang dokter obstetrik dan ginekologi ikut membuat semangat untuk melakukan operasi.

"Kakek bilang ya jangan takut buat operasi. Kalau kelak ada ketakutan enggak bisa hamil bisa ikuti proses bayi tabung. Pokoknya, kakek udah mikir sampai ke sana banget. Padahal, sebenarnya enggak sampai separah itu. Banyak perempuan yang bisa hamil normal setelah menjalani operasi kanker tiroid," ujar Manda sambil tertawa.

3 dari 4 halaman

Banyak yang datang konsultasi

Manda, yang tengah memasuki semester 7 sebagai mahasiswa Psikolog Universitas Indonesia menjadi sandaran teman-temannya untuk konsultasi.

"Dulu sempat mikir, kalau penyintas kanker tiroid itu kasihan banget dan mungkin dirinya terganggu sama lingkungan sosial. Tapi apa yang saya alami berbeda. Saya banyak mendapat respons agar saya semangat. Bahkan banyak juga keluhan yang datang dari teman-teman," jelas Manda.

Teman-teman dan kenalan Manda banyak bertanya soal benjolan yang diderita anggota keluarganya, apakah itu termasuk benjolan kelenjar tiroid atau bukan. Tak tanggung-tanggung, Manda pun membeberkan pengetahuan soal tiroid kepada teman-temannya.

4 dari 4 halaman

Periksa ke dokter

Kanker tiroid yang dialami Manda membuat dirinya tersadar. Ia menyarankan, sedini mungkin kalau menemukan benjolan harus segera diperiksakan ke dokter.

"Yang pertama kali menemukan benjolan di leher itu Mama saya. Saat itu juga, saya disuruh periksa ke dokter. Kata dokter, 'Untung segera datang dan belum terlambat.' Kanker tiroidnya belum terlalu menempel di tulang rawan, yang ada di leher," jelas Manda.

Manda juga mengatakan, selama 2-3 hari pasca operasi kanker tiroid, ia sempat kehilangan suara. Tapi itu hanya sementara saja, suaranya dapat kembali normal.

"Intinya, patuhi saja apa kata dokter. Jalani pengobatan dan perawatan sesuai saran dokter. Cara ini bisa bikin kita terselamatkan. Ya, pokoknya, jangan cemas," tutupnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.