Sukses

Freeport Gandeng Pemda Hadirkan Klinik Terapung

Kabupaten Mimika memiliki layanan kesehatan Klinik Terapung yang merupakan kerja sama antara Freeport dan pemerintah daerah setempat.

Liputan6.com, Jakarta Kabupaten Mimika memiliki layanan kesehatan klinik terapung yang merupakan kerja sama antara Freeport dan pemerintah daerah setempat. Klinik ini membantu masyarakat setempat untuk mendapatkan layanan kesehatan.

Manager Corporate Communication PT Freeport Indonesia, Kerry Yarangga, mengatakan, inovasi yang dilakukan Freeport dengan pemda ini adalah bentuk dari dorongan untuk meningkatkan layanan kesehatan di Papua, khususnya di wilayah Kabupaten Mimika. Klinik ini juga memberikan frekuensi layanan terjadwal dan akses layanan kesehatan dasar yang lengkap termasuk untuk bedah minor.

“Kami juga bermitra dengan pemerintah daerah dalam mendukung mobilisasi transportasi udara bagi pasien darurat medis,” ujarnya dalam keterangan, umat (21/7/2017).

Klinik terapung itu berupa kapal berukuran 17 x 5 meter, berkapasitas 13 penumpang. Kapal dilengkapi dengan berbagai fasilitas, seperti tiga ruang tidur, ruang pemeriksaan, ruang observasi atau trauma, area laboratorium mini, dan ruang obat. 

Kerry memaparkan, alat-alat medis yang tersedia di klinik terapung mencakup alat penunjang diagnostik, seperti alat rekam jantung dan mesin pemeriksaan darah lengkap, alat medis penanganan kegawatdaruratan seperti alat resusitasi, alat pacu jantung, dan konsentrator oksigen. Klinik terapung ini juga dilengkapi alat medis bedah minor, serta alat medis pemeriksaan ibu hamil dan melahirkan. 

Sementara itu, Staf Ahli Dinas Kesehatan Kabupaten Mimika Saiful Taqim mengatakan, pemda terbantu dengan adanya layanan ini.

“Pemda sangat terbantu terutama dalam inovasi dukungan akses pesisir laut dan udara, karena pemda kesulitan mengakses puskesmas-puskesmas di pegunungan. Dalam kemitraan dengan Freeport, kami dibantu dalam mengatasi keterbatasan sumber daya.”

Hal lain yang juga membanggakan menurut Saiful, yakni dengan kemitraan ini pihaknya berhasil menurunkan secara signifikan kasus malaria di Timika sebesar 70 persen, dan memiliki klinik penanganan tuberkulosis (TB) terbaik di Papua dan di atas standar WHO. 

Klinik ini dipamerkan di acara Diskusi Forum dan Expo Inovasi Indonesia (FEII 2017) di Jakarta pada 19-21 Juli 2017. Kemitraan pemerintah daerah dan mitra kerjanya di daerah memiliki peran penting sebagai pembuat kebijakan dan memimpin pelaksanaan SDGs (Sustainable Development Goals) serta praktik-praktik inovatif di tingkat lokal.

SDGs sebagai kelanjutan Millenium Development Goals (MDGs) merupakan program bersama pemerintah yang dibantu bersama-sama oleh pihak swasta dan lembaga swadaya masyarakat dalam upaya menurunkan angka kemiskinan, memberikan ruang kepada pekerja perempuan untuk berkontribusi, penyediaan air minum, serta menuntaskan kekurangan gizi pada anak.

"Kegiatan ini membawa pesan, ada kesepakatan negara-negara PBB untuk mengentaskan kemiskinan secara tuntas. Bisa dikatakan, program lanjutan dari MDG's yang masih menyisakan pekerjaan," kata Erna Witoelar, dewan pembina Yayasan Inovasi Pemerintah Daerah, salah satu penyelenggara FEII 2017.

"Dulu dalam program MDG's yang disasar untuk melakukannya adalah pemerintah. Kini, semua pihak akan dilibatkan dalam pembangunan berkelanjutan," ujar mantan Menteri Pemukiman dan Pengembangan Wilayah ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.