Sukses

Pria Tiongkok Menyamar Jadi Kakak Perempuannya Selama 20 Tahun

Demi membahagiakan sang ibu, pria ini menyamar jadi kakak perempuannya.

Liputan6.com, Tiongkok Seorang pria menyamar dan berpakaian mirip kakak perempuannya yang telah meninggal. Cara ini dilakukan rupanya membantu ibunya yang sedang berduka atas kehilangan anak perempuannya.

 

Kabar ini beredar dari video yang tengah viral di Tiongkok baru-baru ini. Pria yang berusia 50-an tahun itu berpakaian layaknya wanita. Ia telah melakukannya selama 20 tahun.

Pria tersebut berupaya mengatasi sakit mental yang didera ibunya. Video yang diunggah di Pear Video berhasil dilihat oleh 4,2 juta pengguna.

Dalam video, sang pria tampak berasal dari Guilin yang berada di wilayah Guangxi, Tiongkok. Ia merawat ibunya yang sudah lanjut usia sambil mengenakan gaun cheongsam--pakaian tradisional Tiongkok.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Membahagiakan ibu

Pria tersebut mulai menyamar sebagai kakak perempuannya setelah ia melihat ibunya mulai menunjukkan tanda-tanda penyakit jiwa akibat kematian putrinya. Ketika ia menyamar, ibunya pun segera yakin kalau putrinya telah kembali.

"Dia (ibu) sangat bahagia. Jadi, saya terus melakukannya (menyamar). Sejak saat menyamar ini, saya merasa sudah hidup sebagai wanita. Saya tidak lagi memiliki pakaian pria," kata sang pria, ditulis dari BBC, Rabu (19/7/2017).

Pria ini menyamar demi membahagiakan ibunya. (Foto: Pear Video)

Pria tersebut menambahkan, ia tidak peduli atas apa yang dipikirkan orang karena ia menyamar sebagai kakak perempuannya.

"Mengapa saya takut orang menertawakan saya?" tambahnya. Beberapa pengguna merespons, penyamaran yang dilakukan pria itu sangat mengharukan dan menunjukkan bakti pada orangtua.

3 dari 3 halaman

Berbakti

Berbakti terhadap orangtua dan nenek moyang dianggap sebagai nilai kunci dalam masyarakat dan budaya Tionghoa.

Konsep ini sudah ada pada 400 SM dan inti dari nilai kebajikan Konfusianisme, yang dijelaskan dalam karya awal filsuf China yang paling terkenal.

Hal ini diterapkan sejak pemilihan pejabat pada Dinasti Han (dari tahun 206 SM sampai 220 M).

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.