Sukses

Waspadai Bahaya Anak Bermain Trampolin

Ingat, ada risiko di balik permainan ini sehingga trampolin tidak bisa dimainkan sembarang anak.

Liputan6.com, Jakarta Hampir semua anak suka bermain trampolin. Bahkan kini sudah banyak orangtua menyediakan permainan trampolin di rumah. Namun ingat, ada risiko di balik permainan ini sehingga trampolin tidak bisa dimainkan sembarang anak.

Menurut American Academy of Pediatrics dan American Academy of Orthopedic Surgeons, semakin kecil usia anak maka risiko cedera akibat bermain trampolin meningkat. Karena itulah, kedua asosiasi ini menyarankan anak yang boleh memainkan permainan ini setidaknya telah berusia 6 tahun. 

Berdasarkan data IGD di Amerika Serikat, ada lebih dari 91 ribu kasus kecelakaan pada anak gara-gara bermain trampolin dari 2010-2014. Mulai dari cedera kepala, tulang, hingga keseleo. Pada kasus parah, ada beberapa yang mengalami kelumpuhan, kerusakan otak, bahkan meninggal dunia.

"Beberapa anak, tidak mampu mengontrol diri. Mereka tidak mengetahui, dengan kekuatan loncatan itu bakal seberapa tinggi dia terpantul dan di mana lokasi mendarat," kata Ketua Pediatri range Coast Memorial Medical Center, California, Amerika Serikat, Lori DeBold mengutip Parents, Rabu (12/7/2017).

Data juga mengungkapkan sekitar dua pertiga kecelakaan pada permainan trampolin karena anak melompat di waktu bersamaan dan kemudian kedua kepala berhantaman.

Karena itu, penting bagi orangtua memastikan agar saat anak bermain trampolin di rumah untuk loncat bergantian, jauh dari pohon atau kabel, serta memastikan keamanan alat permainan ini. 

 

 

 

Saksikan juga video menarik berikut:

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini