Sukses

Wanita Hamil Alami Keputihan, Normalkah?

Keputihan menjadi kondisi atau masalah kesehatan yang bisa terjadi selama masa kehamilan.

Liputan6.com, Jakarta Kehamilan menjadi proses yang cukup riskan bagi wanita karena kesehatan secara fisik dan psikis harus benar-benar terjaga. Banyak masalah kesehatan yang bisa terjadi selama hamil, termasuk keputihan.

Karen Nordahl, M.D., salah satu pendiri Vancouver, British Columbia-based Fit to Deliver International dan Fit Pregnancy menjelaskan, beberapa wanita dapat mengalami peningkatan keputihan di fase kehamilan. Namun, ada juga beberapa dari mereka yang sama sekali tidak mengalami keputihan.

Namun, yang penting diingat dan diperhatikan ialah keputihan yang mendadak atau tidak. "Dan juga harus dilihat apakah diikuti dengan infeksi atau tidak," ujar Nordahl.

Mengutip Klikdokter, dr. Dyah Novita Anggraini mengatakan, cairan vagina yang berlebihan bisa terjadi pada saat kehamilan. Penyebabnya antara lain karena perubahan kadar hormon estrogen serta terjadinya peningkatan aliran darah ke daerah vagina saat kehamilan.

"Keputihan terbagi atas dua jenis, yakni keputihan normal maupun abnormal. Dalam keadaan normal cairan vagina berwarna jernih dan tidak berbau ataupun gatal. Namun ketika cairan yang keluar dari vagina sudah mengalami perubahan warna (menjadi putih susu, keabuan, hingga kehijauan), berbau, serta disertai keluhan lain (seperti gatal, panas, dan lain-lain), maka menunjukkan bahwa telah terjadi keputihan abnormal," katanya.

Kendati demikian, Anda perlu mewaspadai penyebab keputihan saat kehamilan, seperti dilansir Fit Pregnancy, Selasa (11/7/2017)

1. Dikutip dari laman Fit Pregnancy, Selasa (11/7/2017)

Infeksi ragi pada wanita yang hamil bisa ditandai dengan gejala gatal, kemerahan, dan nyeri di daerah vagina. Beberapa wanita juga mengalami rasa sakit saat berhubungan seks dan rasa seperti terbakar saat buang air kecil. Namun, hal ini masih normal karena terjadi akibat perubahan hormonal.

2. Bakteri vaginosis (BV)

Infeksi yang disebabkan oleh ketidakseimbangan bakteri ini kadang tidak menunjukkan gejala, tapi ia bisa mengeluarkan cairan berbau amis yang tampak setelah bercinta. Rasa gatal atau sensasi seperti terbakar juga umum terjadi pada kondisi ini.

Sayangnya, kondisi ini tidaklah normal karena infeksi bisa terjadi di dalam rahim dan menyebabkan ketuban pecah dini saat kehamilan. Menurut April Sarvis, M.D., seorang OB-GYN di Bloomfield Hills, Mich, ini juga bisa menyebabkan kelahiran prematur.

Segera temui dokter Anda dan mendapatkan resep untuk membersihkan bakteri tersebut agar janin aman dan mengurangi kemungkinan persalinan prematur.

3. Penyakit menular seksual (PMS)

PMS yang terjadi di tengah kehamilan dapat menimbulkan cairan berwarna kekuningan atau hijau dan sedikit terbau. Ini tidak normal. 

Keputihan seperti ini jika terjadi selama kehamilan dapat menyebabkan persalinan prematur dan infeksi rahim setelah melahirkan.

 

 

 

Simak juga video menarik berikut ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.