Sukses

Bunga Citra Lestari Tak Takut Noah Termakan Isu Intoleransi

Bunga Citra Lestari selalu menekankan kepada Noah, buah hati tercinta, untuk tidak memperlakukan setiap orang berbeda.

Liputan6.com, Jakarta Bunga Citra Lestari (BCL) selalu mengajarkan anaknya Noah Sinclair untuk memperlakukan setiap orang sama, tidak peduli warna kulit, agama, ras, maupun strata sosial mereka. BCL ingin buah hati tercinta sudah dibiasakan dengan perbedaan sedari kecil.

"Dia (Ashraf) sendiri datang dari kedua orangtua yang negaranya saja sudah beda. Bapaknya Ashraf bentukannya bule total, ibunya pakai jilbab. Dari situ saja culture sudah jelas beda. Bahasa dari kecil paling enggak dua, (jadi) Noah harus bisa bahasa Indonesia dan Inggris," kata BCL.

Hal itu menjadi salah satu alasan dia dan suami memasukkan Noah ke sekolah internasional. Selain jarak yang tidak terlalu jauh, sekolah Noah pun memiliki sistem yang sejalan dengan pemikirannya.

"Dia aku taruh di sekolah internasional agar bisa melihat bahwa warna kulit, agama, culture setiap orang berbeda. Teman-teman Noah ada China, Jepang, Korea, Arab, dan Malaysia. Jadi, anakku sudah terbiasa dengan itu," kata Bunga Citra Lestari.

Sebagai ibu, BCL ingin anak dapat memahami bahwa yang benar bukan satu ajaran tertentu saja. Dan, hal lain yang bikin dia mantap memasukkan Noah ke sekolah itu karena adanya kelas untuk anak-anak berkebutuhan khusus.

"Kebetulan ada kelas untuk spesial children. Dengan begitu, semua murid yang ada di sana, sudah diajarkan untuk berinteraksi dengan anak-anak yang sepertinya memiliki dunia yang berbeda. Ada momen play time-nya mereka itu sama-sama," kata Bunga Citra Lestari menekankan.

Ini yang pada akhirnya membuat Unge--sapaan akrab Bunga Citra Lestari--yakin bahwa kelak Noah tidak mudah termakan isu-isu yang menjurus kepada intoleransi.

"Karena naturally dia berada di lingkungan, di mana bertemu dengan banyak orang, yang pertama kali dilihat adalah warna kulit yang ekstrem sekali bedanya," kata Bunga Citra Lestari menambahkan.

Menurut Bunga Citra Lestari, perbedaan tidak seharusnya dipikirkan karena pada dasarnya semua orang beda. Baik fisik, visi, maupun pendapat saja pasti berbeda. Tugas kita adalah menerima perbedaan itu dan jangan pernah merasa bahwa diri kita yang paling baik.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.