Sukses

Pemerintah Mencanangkan Kampanye Campak Tambahan

Mayoritas penyebab kematian pada bayi dan balita adalah penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi. Itulah sebabnya, pemerintah mencanangkan kampanye campak dan polio tambahan.

Liputan6.com, Jakarta: Menteri Kesehatan Endang Rahayu Sedyaningsih mencanangkan kampanye campak dan polio tambahan, Selasa (12/10). Pencanangan dilakukan Menkes dengan dua provinsi, yakni Sumatra Barat dan Kepulauan Riau. Sedangkan Provinsi Papua Barat yang awalnya juga ikut dibatalkan karena masih fokus mengurusi banjir bandang di Wasior.

Pelaksanaan kampanye campak dan polio, kata Menkes, dilakukan selama tiga tahun dan mencakup seluruh wilayah Indonesia. "Imunisasi merupakan salah satu target penting terkait penurunan angka kematian bayi dan balita," ujar Endang Rahayu.

Menurut Menkes, mayoritas penyebab kematian pada bayi dan balita adalah penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi. Itulah sebabnya, pemerintah mencanangkan kampanye campak dan polio tambahan.

Kampanye serupa pernah dilakukan di tiga provinsi, yakni Sumatra Utara, Aceh, dan Maluku Utara pada 2009. Sedangkan pada 2010 digelar di 11 provinsi, yaitu Nusatenggara Timur, Maluku, Papua Barat, Sumatra Barat, Riau, Jambi, Sumatra Selatan, Bengkulu, Bangka Belitung, Kepri, dan Banten.

Pada 2011, kampanye akan dilakukan di seluruh Provinsi Kalimantan dan Sulawesi, Papua, Lampung, Jawa Barat, DKI, Jawa Tengah dan Jawa Timur. "Imunisasi hanya akan optimal hasilnya kalau cakupannya maksimal," ujar Menkes.

Menkes menargetkan, kampanye campak dapat mencakup minimal 95 persen bayi dan balita di seluruh Indonesia. Kampanye imunisasi campak dan polio juga sebagai upaya menurunkan angka kematian bayi dan balita untuk mengejar target Millenium Development Goals (MDG) pada 2015.

Saat ini angka kematian bayi adalah 34 per 1.000 kelahiran hidup. Ini harus diturunkan untuk mencapai target MDG sebesar 23 per 1.000 kelahiran hidup. Sedangkan angka kematian balita saat ini adalah 44 per 1.000 kelahiran hidup dan harus diturunkan hingga 32 per 1.000 kelahiran hidup.(ULF)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.