Sukses

Tangkal Efek Buruk Makanan Lebaran dengan Kayu Manis

Liputan6.com, Jakarta Untuk urusan rempah penambah citarasa makanan, kayu manis di Indonesia memang masih kalah populer dibanding jahe atau kunyit. Padahal bumbu yang wanginya semerbak ini menyimpan banyak manfaat sehat. 

Apalagi untuk masa-masa sesudah Lebaran ini. Setelah tubuh banyak diisi dengan makanan yang mengandung kolesterol dan gula yang tinggi, kayu manis bisa kembali menetralisir tubuh serta memperkecil efek buruk makanan enak yang kurang sehat tadi. 

Menurut Chyntia Sass, ahli diet dan nutrisi sekaligus kontributor di Health.com, satu sendok teh kayu manis memliki antioksidan yang kemampuannya sama dengan setengah gelas bluberi. Belum lagi, kandungan antimikroba dalam kayu manis mampu memerangi bakteri seperti E. coli dan jamur Candida.

Selain itu, menurut Sass, yang juga adalah ahli diet bagi tim-tim football kenamaan AS, seperti New York Rangers dan Tampa Bay Peckers, rempah-rempah "manis" seperti kayu manis, jahe, dan pala, telah terbukti bisa memberi kepuasan yang biasanya Anda dapatkan dari gula. Sehingga mereka memungkinkan Anda untuk mengurangi konsumsi gula.

Melansir tulisan Sass di Health.com, Selasa (27/6/2017) berikut manfaat kesehatan kayu manis untuk Anda:

1. Meningkatkan kesehatan jantung

Dalam sebuah studi baru dari Penn State, para peneliti menemukan bahwa diet yang kaya akan kayu manis membantu menangkis efek negatif dari makanan berlemak.

Setelah makanan penuh lemak, kadar lemak di dalam darah yang dikenal sebagai trigleserid meningkat. Dan tingkat trigliserid yang terus tinggi secara kronis meningkatkan risiko penyakit jantung.

Dalam sebuah studi kecil, perubahan akibat penambahan rempah sangatlah signifikan. Pada dua hari yang berbeda, para relawan diminta untuk menambahkan dua sendok makan rempah, termasuk kayu manis, ke dalam makanan berlemak. Makanan ini kemudian diuji dan dibandingkan dengan makanan yang sama namun tanpa rempah.

Contoh darah yang diambil setelah makan menunjukkan, dengan penambahan kadar antioksidan di dalam darah sebanyak 13 persen, rempah-rempahan bisa mengurangi trigleserid sampai dengan 30 persen.

2. Meregulasi gula darah

Dalam suatu riset yang dipimpin oleh Departemen Pertanian AS, para peneliti menemukan ekstrak kayu manis yang kaya akan antioksidan bisa membantu menurunkan faktor risiko yang diasosiasikan dengan diabetes dan penyakit jantung.

Dalam studi ini, 22 orang relawan obesitas dengan pradiabetes dibagi menjadi dua kelompok secara acak. Satu grup diberi placebo, grup yang lain diberi satu dosis kayu manis dua kali sehari, bersamaan dengan diet rutin mereka.

Gula darah setelah berpuasa dikumpulkan di awal penelitian dan setelah enam dan 12 minggu. Hasilnya menunjukkan, ekstrak kayu manis meningkatkan status antioksidan, dan membantu menurunkan kadar gula darah.

3. Melindungi dari diabetes

Kayu manis telah terbukti bisa memperlambat pengosongan perut, yang hasilnya bisa memangkas peningkatan tajam pada gula darah setelah makan. Hal ini juga akan meningkatkan sensitivitas insulin.

Suatu studi dari University of Georgia juga menemukan, kayu manis bisa mencegah kerusakan jaringan tisu dan inflamasi yang disebabkan oleh tingginya kadar gula darah.

ketika kadar gula darah tinggi, gula menyatu dengan protein untuk membentuk senyawa yang bernama produk advanced glycation end (akhir glikasi lanjutan), atau AGE. AGE akan mengaktifkan sistem imun, yang kemudian akan memicu inflamasi dan kerusakan jaringan tisu yang diasosiasikan dengan penuaan dan diabetes.

Dalam studi ini, para peneliti menemukan hubungan langsung yang kuat antara kandungan antioksidan dalam rempah-rempah termasuk kayu manis, dengan kemampuan mereka untuk mencegah terbentuknya AGE.

Efek ini juga bisa nantinya menurunkan risiko kerusakan jantung, karena AGE berkontribusi dalam pengerasan arteri.

4. Fungsi otak yang lebih baik

Penelitian menunjukkan, hanya dengan mencium kayu manis sudah bisa meningkatkan proses kognitif, namun mengonsumsinya bisa meningkatkan fungsi otak secara signifikan.

Para peneliti dari Wheeling Jesuit University meminta para relawan untuk menyelesaikan tugas berbasis komputer sambil mengunyah permen, tawar atau yang memiliki rasa kayu manis, peppermint, dan melati. Proses kognitif yang paling terdongkrak adalah pada mereka yang diberi permen kayu manis, yang mempercepat respon visual-motorik dan meningkatkan fokus.

Rempah yang wangi ini bisa jadi juga memiliki kemampuan untuk memulihkan otak. Satu studi dari peneliti di Pelayanan Riset Pertanian menemukan, ekstrak kayu manis mencegah pembengkakan pada sel otak, yang biasa ditemukan setelah trauma kecelakaan otak atau stroke.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.