Sukses

Puasa Tanpa Keringat dan Panas di Australia

Berpuasa di Australia tahun ini relatif lebih mudah dibandingkan di negara tropis seperti Indonesia

 

Liputan6.com, Jakarta Berpuasa di Australia tahun ini relatif lebih mudah dibandingkan di negara tropis seperti Indonesia di mana siang hari bisa jadi tantangan akibat terik matahari menyengat.

Tahun ini, bulan puasa di Australia jatuh jelang musim dingin sehingga umat muslim bisa melewatkan hari tanpa kepanasan dan berkeringat.

Suhu rata-rata saat malam bisa mencapai 3 derajat celsius, sementara siang hari bisa mencapai 6-12 derajat celsius.

"Jadi enggak terlalu haus," ungkap Naimah Lutfi, mahasiswi di Australian National University seperti dikutip AntaraNews.

Naimah menambahkan, durasi puasa di Australia lebih cepat ketimbang di Indonesia. Subuh jatuh pada pukul 05.15, sementara Azan Magrib sudah berkumandang pukul 5 sore. "Relatif tidak terasa," imbuh dia.

Hanya saja, Ramadan bertepatan dengan masa jelang ujian sehingga dia harus tetap memeras otak dengan belajar segiat mungkin.

Komunitas Indonesia di Australia, kata Naimah, selalu antusias menyambut Ramadan dengan acara berbuka puasa.

Ada juga saat di mana dia berbuka puasa bersama teman-teman kuliahnya yang menganut kepercayaan berbeda. Meski jadi minoritas, orang-orang di sekitarnya punya toleransi tinggi sehingga ibadah tidak terganggu.

"Selesai semester, saya dan teman-teman kuliah bikin potluck party. Karena ada beberapa yang puasa, jadi potluck dimulai saat Magrib," katanya.

Tuan rumah pesta, temannya yang beragama Hindu, juga mengatur interior kamarnya agar ada tempat untuk shalat, juga memastikan arah kiblat yang benar.

"Mereka pas potluck juga minum wine dan bir, tapi tidak 'memojokkan' yang milih untuk tidak minum," katanya.

Bila rindu suasana Ramadan di Tanah Air, ada beberapa daerah yang ditempati komunitas muslim. Biasanya di situ juga ada masjid, restoran halal hingga supermarket yang menjual produk halal.

"Beberapa restoran halal menyediakan takjil, beberapa supermarket muslim bahkan menyediakan full meal untuk buka puasa gratis," kata Lescha Mayseeta, mahasiswi University of Melbourne.

Di Melbourne ada banyak komunitas muslim yang terdiri dari warga Indonesia, Malaysia dan Timur Tengah. Masjid dan restoran halal bisa ditemui di daerah seperti Brunswick dan Coburg. (Nanien Yuniar/Antara)

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.