Liputan6.com, Jakarta Setiap fase perkembangan bayi memiliki manfaat saat besar nanti. Sebaiknya bayi tidak melewati satu fase sekali pun. Termasuk fase merangkak yang merupakan bekal kemampuan konsentrasi saat besar nanti.
Merangkak merupakan gerakan kontralateral atau menyilang (tangan kiri maju, kaki kanan maju). Gerakan kaki tangan menyilang saat merangkak dapat merangsang, memperkuat, dan mengintegrasikan kedua belahan otak. Sehingga dengan merangkak dapat membantu mengoordinasi penggunaan kedua belah mata, telinga, tangan, dan kaki secara simultan.
Baca Juga
Cerita Burhan Sugiarto Dirikan Bali Baby Home untuk Selamatkan Bayi yang Terancam Ditelantarkan
Paris Hilton Ungkap Wajah Bayi Perempuannya yang Lahir via Rahim Ibu Pengganti Sambil Promosi Lagu Baru
Kisah Bayi Prematur di Gaza Coba Bertahan Hidup Usai Seluruh Keluarganya Tewas Dihantam Roket Israel
"Coba perhatikan saat bayi merangkak itu membutuhkan tangan, kaki, serta penglihatan. Sehingga saat merangkak itu membutuhkan gerak dan koordinasi," kata dokter spesialis anak, Margareta Komalasari.
Advertisement
Ketika bayi tidak melewati fase merangkak tetapi langsung berdiri, hal tersebut bisa berdampak saat besar. Biasanya anak yang tidak melewati fase merangkak mengalami kesulitan konsentrasi, mulai dari sulit duduk diam hingga konsentrasi mudah pecah saat sudah duduk di bangku sekolah.
"Jadi jangan bangga, ya kalau anaknya enggak merangkak, tapi langsung berdiri. Anak harus melewati fase merangkak," pesan dokter Ata saat peluncuran Promina Puffs di Jakarta, ditulis Jumat (9/6/2017).
Rata-rata bayi mulai merangkak itu pada usia delapan bulan. Namun, ada juga bayi yang sudah merangkak pada usia enam bulan. Setiap individu berbeda-beda waktu merangkak tergantung pada gen serta stimulus. Namun, pastikan bayi melewati masa tersebut.
Â
Â
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.