Sukses

Hakim Larang Perceraian Selama Ramadan

Rasa lapar bisa memengaruhi orang terburu-buru dalam membuat keputusan, termasuk dalam hal perceraian.

Liputan6.com, Jakarta Pernahkah Anda merasakan jadi gampang emosi karena sedang kelaparan? Emosi itu yang membuat orang terburu-buru, termasuk dalam membuat keputusan. Itulah yang menjadi alasan hakim pengadilan melarang perceraian selama Bulan Ramadan.

Puasa memang tak hanya menahan lapar dan dahaga, tapi juga menahan emosi. Seorang hakim di Palestina mengatakan, rasa lapar di Bulan Ramadan bisa memengaruhi orang membuat keputusan untuk bercerai. Ini berdasarkan pengalamannya pada tahun-tahun sebelumnya.

"Karena mereka belum makan dan tidak merokok," kata Mahmoud al-Habbash, kepala sistem pengadilan syariah Islam Palestina seperti dilansir Independent, Selasa (30/5/2017).

Ia mengatakan, orang-orang yang tidak makan dan merokok pada siang hari berpeluang menciptakan masalah dalam hubungan mereka dan kemudian membuat keputusan yang cepat dan dianggap tidak benar.

Untuk menghindari keputusan semacam itu, hakim hanya akan mempertimbangkan dan mengatur permohonan cerai setelah bulan puasa usai, seperti dilaporkam Al Jazeera.

Tak hanya di wilayah Pendudukan Palestina, tetapi juga di Israel dan Lebanon, hanya pengadilan agama yang memiliki wewenang mengizinkan perkawinan dan perceraian.

Lebih dari 50.000 pernikahan dirayakan di Tepi Barat dan Jalur Gaza pada tahun 2015, namun lebih dari 8.000 perceraian juga terdaftar, menurut Otoritas Palestina. 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.