Sukses

Flakka, Lebih Berbahaya dari Kokain dan Disukai Kelas Bawah

Liputan6.com, Jakarta Seminggu ini sejumlah akun di Instagram mengunggah sebuah video para pemakai flakka. Narkoba jenis baru yang dapat membuat pencandunya memberi respons agresif. Mereka bisa meronta, menjerit, marah, bahkan ada pula yang tanpa sadar melukai diri sendiri.

Penduduk di Spanyol menjuluki flakka dengan "si cantik yang mengancam jiwa". Flakka berasal dari bahasa Spanyol yang artinya 'perempuan cantik'. Lalu disebut mengancam jiwa, karena narkoba berbentuk seperti potongan kristal putih seukuran batu kerikil mengandung senyawa kimia MDPV. Apabila senyawa kimia yang juga bahan utama pembuat garam mandi masuk ke dalam tubuh akan menstimulasi bagian otak yang mengatur mood dan hormon bahagia.

Flakka bukan kasus baru. Masyarakat dunia pertama kali dibuat heboh pada pertengahan September 2016. Kala itu, seorang pria di Florida Selatan ditangkap pihak kepolisian setelah merusak pintu penahan badai. Sang pria tak menyadari telah melakukan tindakan tersebut. Setelah diselidiki, pelaku pun menceritakan bahwa dia berada di bawah pengaruh flakka.

Pria yang tak disebutkan namanya itu bukanlah orang berduit. Dia menggunakan flakka karena harga narkoba itu amat murah. Menurut dia, satu dosis narkoba flakka dihargai hanya US$ 3-5. Uang sebesar itu tidak akan cukup buat beli kokain.

Ahli Epidemiologi Penyalahgunaan Narkoba di Universitas Nova Southeastern, Fort Lauderdale, Florida, Jim Hall, mengatakan, flakka pertama kali diproduksi sebagai obat sintetis pada 2012. Akan tetapi, obat ini dilarang edar karena dokter kesulitan menentukan dosis yang pas.

"Sangat sulit mengontrol dosis yang tepat dalam penggunaan flakka," kata Jim dikutip dari situs CNN, Senin, 29 Mei 2017.

Menurut Jim, apabila seorang dokter salah dalam menentukan dosis untuk flakka, bisa-bisa efeknya jauh lebih berbahaya dari kokain. Bila si pengguna mengalami overdosis, bisa mengalami lonjakan adrenalin secara ekstrem yang dapat menimbulkan perilaku kekerasan.

Meski sudah dilarang, tetap saja ada oknum tidak bertanggung jawab yang kemudian menjual narkoba flakka dengan harga murah secara online, tak lama dari tahun pelarangan tersebut.

Drug Enforcement Administration (DEA) Amerika Serikat langsung mengeluarkan edaran negara-negara yang mungkin akan "disinggahi" flakka ini.

Tindakan DEA ini harus segera dilakukan. Dengan begitu, Kementerian Kesehatan dan pihak terkait di masing-masing negara tahu langkah apa yang harus diambil.

Sebab, flakka yang sudah telanjur diisap oleh pemakainya dapat menghancurkan otak secara pelan-pelan. Memang, efek sakau yang ditimbulkan tidak berlangsung lama. Tidak lebih dari enam jam.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Flakka di Indonesia

Badan Narkotika Nasional (BNN) sudah angkat bicara terkait flakka di Indonesia, pada Minggu, 28 Mei 2017.

Kabag Humas Badan Narkotika Nasional (BNN), Kombes Sulistiandriatmoko, mengatakan, flakka telah berjangkit di US dan Eropa beberapa tahun lalu. Guna mengantisipasi bahaya yang ditimbulkan, BNN dan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia telah mengkaji narkotika sintetis jenis baru tersebut pada 2016.

Flakka, kata dia, telah diatur dengan Permenkes Nomor 2 Tahun 2017 dengan nama kimia Alfa PVP.

"Dalam perkembangannya, kandungan zat aktif yang mengancam dan harus diwaspadai adalah fentanyl derifat, yang memiliki potensi 10 ribu kali lebih kuat dari pada morfin atau 100 kali lebih kuat dari pada heroin," dia menjelaskan.

Zat fentanyl derifat ini telah dikaji pada 15-16 Mei 2017 dan telah diajukan ke Kemenkes RI untuk dimasukkan sebagai Golongan I dalam Lampiran UU Narkotika No 35 tahun 2009.

Bahaya flakka

Kita memang patut berhati-hati dengan "si cantik mengancam jiwa" ini. Selain menyerang otak, flakka yang membuat penggunanya bisa bertingkah bak zombie juga mengancam kesehatan ginjal kita.

Menurut Jim, pengguna flakka yang overdosis kemungkinan besar akan menjalani dialisis sepanjang hidupnya. Selain itu, pencandu harus mengobati kerusakan lain yang diakibatkan penggunaan flakka, seperti pecahnya otot-otot di tubuh kita.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.