Sukses

Perbaiki Tubuh, Jiwa, dan Kulit Lewat Puasa Ramadan

Liputan6.com, Bandung Usai 11 bulan menimbun kelebihan beban metabolisme tubuh berbentuk kolesterol, trigliserida, asam urat, gula darah dan sel lemak (berat badan berlebih), sebulan berpuasa Ramadan merupakan anugerah yang diberikan oleh Maha Pencipta untuk menetralkan kelebihan beban metabolisme tubuh tersebut.

Perubahan fungsi sel, gen, dan hormon saat berpuasa membantu proses pembakaran lemak, meningkatkan massa otot, dan menginduksi perbaikan sel. Ekspresi gen ketika berpuasa akan berdampak pada healthy aging dan perlindungan terhadap penyakit seperti kanker dan infeksi.

"Meningkatnya hormon adiponektin dan berkurangnya resistensi hormon insulin di sel otot dan sel hati dapat menurunkan risiko mengidap DM tipe 2. Adapun penurunan stres oksidatif dan proses radang pada tubuh terjadi karena peningkatan kadar hormon steroid atau glukokortikoid selama berpuasa," kata dokter spesialis penyakit dalam Rumah Sakit Hasan Sadikin, Bandung, Miftahurrahman, seperti tertulis di keterangan resmi yang diterima Liputan6.com Sabtu, 27 Mei 2017.

Miftah menjelaskan, selain menetralkan metabolisme tubuh, berpuasa ternyata dapat menurunkan risiko kolesterol, diabetes tipe 2, meningkatkan kesehatan jantung dan otak, serta menurunkan risiko pikun (Alzheimer’s Disease).

Khasiat lainnya berpuasa yaitu berpengaruh pada kesehatan jiwa. Aspek puasa bagi kesehatan mental terbagi ke dalam tiga bagian yaitu biologi, psikologis, sosial dan spiritual.

Menurut Kepala SMK Kesehatan Jiwa RSHS, Arifah Nur Istiqomah, secara biologis bagi muslim atau pun muslimah yang menyambut Ramadan dengan sukacita, akan meningkatkan kadar endofrin dan dopamin yang penting untuk menimbulkan rasa senang, tenang, dan bahagia.

"Dari segi psikologis, puasa dapat menahan atau mengontrol diri dari menahan hawa nafsu, sehingga mental menjadi lebih tenang dan tingkat stres atau depresi berkurang," kata Arifah.

Selain itu Arifah menjelaskan, perbaikan suasana hati dan mengurangi kesedihan dan depresi itu terjadi, akibat adanya peningkatan serotonin yang merupakan bahan kimia otak.

Selain secara metabolik, manfaat puasa dapat dirasakan pada kesehatan kulit. Adanya anggapan masyarakat saat berpuasa, kulit menjadi kering adalah tidak benar. Karena pemicu sebenarnya kulit kering adalah, kurangnya asupan air dalam tubuh yang idealnya dua liter sehari.

"Jika kebutuhan air sekitar delapan kelas terpenuhi, maka tidak ada masalah bagi kesehatan kulit. Justru di bulan puasa kulit akan terlihat lebih glowing dan bersih, karena pada bulan puasa kebanyakan muslim menjadi lebih sering salat baik wajib maupun sunat," kata dokter spesialis kulit RS Hasan Sadikin, Kartika.

Kartika menyatakan saat cuaca kemarau, semakin sering kulit terkena air maka kulit akan terlihat semakin segar dan bersih.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

  • Ramadan adalah bulan suci umat Islam yang dirayakan dengan cara melaksanakan puasa selama satu bulan penuh.
    Ramadan adalah bulan suci umat Islam yang dirayakan dengan cara melaksanakan puasa selama satu bulan penuh.

    Ramadan

Video Terkini