Sukses

Tanpa Gejala, Mayoritas Penderita Hipertensi Tak Terdiagnosis

Dari total penderita hipertensi di Indonesia, hanya sepertiga yang terdiagnosis.

Liputan6.com, Jakarta Tekanan darah tinggi (hipertensi) tidak memiliki gejala. Kondisi ini hanya bisa diketahui lewat pemeriksaan tekanan darah. Sehingga, sebagian besar masyarakat Indonesia dengan hipertensi tak terdiagnosis.

Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar Nasional diprediksi sekitar 25,8 persen penduduk Indonesia dengan hipertensi. Namun, hanya 1/3 di antara mereka yang terdiagnosis. Lalu, data juga menunjukkan hanya 0,7 persen orang yang terdiagnosis hipertensi mengonsumsi obat.

Padahal, hipertensi yang tidak terdiagnosis dan diobati bisa memicu kerusakan organ tubuh. Organ-organ tubuh yang menjadi target antara lain otak, mata, jantung, ginjal, dan dapat juga berakibat kepada pembuluh darah arteri perifer itu sendiri.

Sehingga, bila hipertensi dibiarkan saja menyebabkan komplikasi di kemudian hari. Mulai dari stroke, penyakit jantung koroner, diabetes, gagal ginjal dan kebutaan seperti mengutip rilis yang diterima Health-Liputan6.com dari Kementerian Kesehatan pada, Kamis (18/5/2017).

Guna mencegah hipertensi terjadi, Kementerian Kesehatan mengingatkan pentingnya melakukan perilaku CERDIK. Yakni mencakup cek kesehatan secara teratur termasuk tekanan darah, enyahkan asap rokok, rajin melakukan aktivitas fisik minimal 30 menit sehari, diet seimbang. Tak lupa istirahat cukup dan kelola stres dengan baik.

Di Indonesia, hipertensi banyak terjadi paling banyak pada usia 55-64 (17,2 persen). Disusul penduduk yang berusia 45-54 (11,9 persen) dan 35-44 tahun (6,3 persen). Sedangkan menurut status ekonominya, proporsi penderita hipertensi terbanyak pada tingkat menengah bawah (27,2 persen) dan menengah (25,9 persen).

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.