Sukses

Buat Makan Saja Susah, Kenapa Orang Miskin Mampu Beli Rokok?

Ada kecenderungan konsumsi rokok lebih banyak terjadi pada masyarakat miskin.

Liputan6.com, Jakarta Kecenderungan merokok pada masyarakat miskin terbilang tinggi. Sulit untuk menghentikan kebiasaan buruk ini karena para pencandu menganggap merokok dapat menenangkan pikiran mereka. 

"Anda mungkin bertanya, mengapa masyarakat miskin tetap bisa membeli rokok? Padahal, untuk kebutuhan sehari-hari saja tidak mencukupi," kata dr Theresia Sandra Diah Ratih, MHA.

Menurut Kasubdit Pengendalian Penyakit Kronis dan Degeneratif, Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kementerian Kesehatan RI tersebut, hal itu bisa terjadi karena rokok bagian dari hiburan mereka. 

"Pengakuan mereka seperti itu. Saya pernah bertanya langsung dengan beberapa warga dari kalangan bawah," kata Theresia pada acara Temu Media The 4th Indonesia Conference on Tobacco or Health 2017 di Kementerian Kesehatan, Jakarta, Jumat (12/5/2017).

Gara-gara kecenderungan ini, ucap dia, tak ayal kebutuhan hidup lain berupa pangan, sandang, sampai pendidikan bukan kebutuhan yang diprioritaskan. Kebutuhan lain dikalahkan dengan kebiasaan membeli dan mengisap rokok.

Salah satu efek yang terjadi, kebutuhan gizi anak dari keluarga miskin tidak terpenuhi baik. Anak-anak dari kalangan masyarakat miskin akhirnya memiliki masalah gizi buruk karena uang yang dipakai untuk kebutuhan sehari-hari (dalam membeli makanan sehat) telah habis untuk membeli rokok.

Prevalensi jumlah anak penderita gizi buruk akibat paparan rokok pada masyarakat miskin belum ditemukan. "Untuk menemukan hal tersebut harus ada penelitian khusus," kata Theresia menambahkan.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.