Sukses

Seperti Ibu Nuril, 1 dari 3 Perempuan Alami Pelecehan di Kantor

Survei menemukan, seperti Ibu Nuril, satu dari tiga perempuan mengalami pelecehan seksual di tempat kerja.

Liputan6.com, Jakarta Baiq Nuril Maknun atau Ibu Nuril, seorang perempuan 36 tahun, mengalami pelecehan seksual di tempat kerja. Saat itu Ibu Nuril sedang menjadi tenaga honorer di SMAN 7 Mataram.

Pelecehan seksual yang dialami oleh Ibu Nuril dilakukan oleh atasannya, Kepala Sekolah SMAN 7 Mataram saat itu. Ibu Nuril merekam percakapan bernuansa pelecehan seksual yang dilakukan oleh HM, tapi tidak melaporkannya.

Kasus yang menimpa Ibu Nuril ini banyak dialami oleh perempuan lainnya, terutama di tempat kerja. Tak hanya di Indonesia, tapi juga berbagai negara lain di dunia.

Media perempuan Cosmopolitan, melakukan survei terhadap 2.235 pekerja purna waktu (full time) dan paruh waktu di AS. Mereka menemukan, satu dari tiga perempuan ini pernah mengalami pelecehan seksual di tempat kerja.

Sementara itu Serikat Buruh di Inggris mencatat, lebih dari setengah pegawai perempuan pernah mengalami pelecehan seksual di tempat kerja mereka. Sepertiga di antaranya menjadi sasaran lelucon bernuansa seksual, dan seperempat dari para perempuan ini menerima sentuhan yang tidak mereka inginkan, mengutip BBC.

"Pelecehan seksual tidak pernah berhenti--mereka hanya hadir dalam bentuk yang berbeda," tulis Michelle Ruiz dan Lauren Ahn dari Cosmopolitan, dikutip dari Huffington Post.

Tidak seperti pelecehan seksual yang sering digambarkan dalam film atau budaya pop lainnya, dalam kehidupan nyata pelecehan seksual terjadi dengan cara yang lebih samar.

Asosiasi Wanita Universitas Amerika mendefinisikan pelecehan seksual sebagai "semua bentuk pendekatan seksual, permintaan tindakan seksual, atau perilaku verbal atau fisik bernuansa seksual lainnya, yang tidak diinginkan."

Serikat Buruh Inggris mengatakan, pelecehan seksual di tempat kerja bisa terjadi dalam berbagai bentuk, mulai dari komentar yang tidak pantas, lelucon tentang kehidupan seksual seseorang, sampai sentuhan, pelukan, ciuman, dan bahkan permintaan hubungan seksual yang tidak diinginkan.

Serikat Buruh Inggris juga menemukan, sembilan dari 10 kasus pelecehan seksual dilakukan oleh pria. Tujuh puluh sembilan persen wanita mengatakan, mereka adalah korban pelecehan seksual namun memilih untuk tidak melaporkannya.

Alasan para pegawai perempuan ini memilih bungkam bermacam-macam, ada yang karena khawatir hal itu akan mempengaruhi hubungan di tempat kerja, mempengaruhi lajunya karir, takut tidak dipercaya atau tak dianggap serius, dan sisanya mengaku mereka terlalu malu--karena menjadi korban pelecehan seksual.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.