Sukses

BPOM Gandeng Pramuka Amankan Produk Pangan

Kwartir Nasional Gerakan Pramuka sepakat melakukan kerja sama dengan Badan Pengawas Obat dan Makanan (PBOM).

Liputan6.com, Jakarta Kwartir Nasional Gerakan Pramuka sepakat melakukan kerja sama dengan Badan Pengawas Obat dan Makanan (PBOM). Kerja sama itu menyangkut keterlibatan Pramuka dalam memastikan pangan yang beredar di masyarakat aman dikonsumsi.

Wakil Ketua Nasional Kwarnas Bidang Perencanaan, Pengembangan, dan Kerja sama (Renbangma) Marbawi mengatakan, ruang lingkup kerja sama ini ‎mencakup beberapa hal, di antaranya meningkatkan kepedulian anggota Gerakan Pramuka terhadap masalah-masalah keamanan obat dan makanan.

Dalam implementasinya, Marbawi mengungkapkan bahwa Kwarnas bersama BPOM akan membuat pelatihan keamanan pangan untuk Pramuka dan pengurus kwartir di berbagai tingkatan di seluruh Indonesia. Dengan begitu, Pramuka akan terampil dan punya bekal keahlian untuk menjadi fasilitator atau kader keamanan pangan.

‎"Dalam kerja sama itu juga akan memperkenalkan kampanye nasional CEK KLIK kepada Pramuka," ujar Kurnia Bakti, penanggung jawab pelaksanaan kerjasama Kwarnas-BPOM di Kantor Kwarnas, Jakarta Pusat, Kamis (4/5/2017).

CEK KLIK adalah cara untuk mengetahui apakah produk yang dibeli itu aman untuk dikonsumsi. Caranya bagaimana? Pertama, pastikan kemasan produk masih dalam kondisi baik. Kedua, ‎baca semua label informasi pada produk. Ketiga, ‎periksa nomor izin edar produk. Keempat, ‎pastikan tidak melebihi tanggal masa kedaluwarsa. ‎

Setelah Pramuka tahu tentang bagaimana cara mengetahui produk obat dan makanan yang layak dan tidak layak untuk dikonsumsi, mereka kemudian bisa melakukan pengecekan setiap ingin membeli produk. Bila ditemukan kesalahan dalam produk tersebut, Pramuka bisa melaporkan langsung ke BPOM. ‎

"Pramuka bisa meng-upload laporannya lewat platform teknologi digital yang dikembangkan BPOM dengan masukan Kwarnas. Kader keamanan pangan yang rajin melapor akan mendapat badge TKK baru," ungkap Kurnia Bakti, Andalan Nasional Kwarnas Urusan Pengabdian Masyarakat dan Siaga Bencana (Abdimasgana).

Kak Kukuy, panggil akrab Kak Kurnia menjelaskan, Pramuka memang tidak akan tiba-tiba punya wewenang untuk secara langsung melakukan inspeksi mendadak (sidak) di pasar atau supermarket untuk mengecek produk makanan atau obat. Tapi, bila BPOM dan aparat hukum ingin melakukan sidak, mereka (Pramuka) siap sedia membantu. "Dengan begitu lokasi sidak bisa bertambah dan meluas," terangnya.

Selain pelaporan secara digital dan bantuan untuk melakukan inspeksi, kemampuan CEK KLIK juga akan disosialisasikan dan dikampanyekan lewat sekolah-sekolah dimana gudep-gudepnya kuat dan aktif. Nurdin Hasan Andalan Nasional Urusan Pembinaan Anggota Muda (Binamuda) akan merumuskan strategi komunikasi yang menarik bagi target kelompok pelajar dan sekolah.

Bagi Marbawi, yang terpenting dalam kerja sama ini adalah Pramuka mengetahui bagaimana memastikan sebuah produk pangan itu aman atau tidak. "Yang terpenting Pramuka bisa ikut mempopulerkan cara mengecek makanan yang aman‎, baik untuk dirinya, keluarganya, teman-temannya, dan masyarakat di lingkungan sekitar mereka," jelas Marbawi.

Marbawi mengharapkan dengan adanya keterlibatan Pramuka, CEK KLIK menjadi sebuah perilaku atau kebiasaan masyarakat sebelum membeli produk makanan atau obat. Sehingga Pramuka bisa ikut mencegah dampak yang merugikan dari mengonsumsi pangan yang tidak aman.

"Targetnya sebelum puasa sudah bisa jalan, agar masyarakat kita bisa khusyuk menjalankan ibadah puasa dikarenakan merasa lebih tenang mengetahui bahwa produk pangan sudah dicek keamanannya oleh Pramuka dan BPOM," pungkasnya.

Marbawi menambahkan, dengan adanya semboyan "Setiap Pramuka Adalah Kantor Berita" kampanye ini akan berjalan masif khususnya di media sosial yakni mengajak dan mengingatkan kepada masyarakat untuk membiasakan CEK KLIK sebelum membeli produk obat atau makanan.

Diketahui, ‎kerja sama ini dikukuhkan dalam acara penandatanganan nota kesepahaman yang dilaksanakan di Taman Rekreasi Wiladatika Cibubur, Jakarta Timur, Rabu (22/2/2017). Penandatanganan tersebut dilakukan oleh Kepala BPOM, yang pernah aktif di Kepramukaan, Penny K Lukito dan Ketua Kwarnas Adhyaksa Dault, yang disaksikan oleh peserta Rakernas Gerakan Pramuka tahun 2017 dari seluruh provinsi dan kabupaten/kota di Indonesia.

‎‎"Kerja sama dengan Badan POM ini adalah bentuk kolaborasi kita untuk menghentikan peredaran obat dan makanan yang terlarang. Karena tidak hanya merusak kesehatan, tapi juga mengancam ketahanan nasional kita,” ujar Kak Adhyaksa Dault, waktu itu.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.