Sukses

5 Kesalahan Orang Pintar dalam Menerapkan Kesehatan

Banyak orang pintar menganggap dia tahu segalanya, termasuk soal kesehatan. Namun ternyata ada beberapa anggapan keliru yang masih dipercaya

Liputan6.com, Jakarta Banyak orang pintar menganggap dia tahu segalanya, termasuk soal kesehatan. Namun ternyata ada beberapa anggapan keliru yang masih dipercaya.

Apa saja? Berikut ulasannya, seperti dilansir Real Simple, Jumat (5/5/2017):

1. Mengganti sepatu hak tinggi dengan sandal jepit

Ada banyak risiko kesehatan yang harus ditanggung bila menggunakan sepatu hak tinggi. Alhasil, beberapa orang akhirnya kerap menggunakan sandal jepit. Tapi sandal jepit yang tipis ternyata juga bukan alternatif terbaik.

"Sandal jepit tidak dirancang untuk digunakan seharian," kata ahli bedah penyakit kaki dan mata di Florida, Grace Torres-Hodges, DPM yang juga juru bicara American Podiatric Medical Association.

Menurut Grace, sandal jepit tidak bisa menopang otot kaki dalam waktu lama sehingga berisiko menyebabkan radang sendi jari, kapalan dan nyeri kronis di telapak kaki. Belum lagi ketengangan otot juga bisa menjalar ke tumit bahkan pergelangan kaki.

"Gunakan sandal jepit hanya untuk di pantai, kolam renang atau di rumah. Sedangkan untuk jalan-jalan jarak jauh, gunakan sandal yang berkontur (tidak rata)," ujarnya.

2. Tahu untuk tidak melewatkan krim SPF di wajah, tapi akhirnya lupa untuk menggunakannya di bagian tubuh lain

Menerapkan tabir surya dengan SPF minimum 30 di wajah memang penting. Tapi menggunakan krim dengan SPF yang sama di bagian tubuh yang tertutupi pakaian juga penting, menurut American Academy of Dermatology.

Dalam sebuah penelitian yang diterbitkan pada 2015 di academy’s journal, hanya 30 persen wanita yang menggunakan tabir surya untuk semua bagian tubuhnya dibandingkan 43 persen lainnya.

Periset berspekulasi bahwa banyak orang lebih rajin melindungi wajah mereka untuk menghindari penuaan. Mereka lupa bahwa sinar UV juga bisa merusak kulit saat Anda berada di dalam ruangan, mengemudi atau di bawah lampu UV--seperti saat tanning atau sekadar manicure atau pedicure di salon. 

Instruktur klinis dermatologi di University of Utah School of Medicine, di Salt Lake City, Julia Curtis, mengatakan, paparan sinar UV dapat mempercepat tanda-tanda penuaan seperti bintik-bintik kehitaman dan membuat jaringan kulit menipis.

"Lindungi semua bagian kulit yang terpapar sinar UV, termasuk telinga, leher, dada depan dan belakang serta tangan demi menjaga kesehatan," katanya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Masih menyimpan makanan basi

3. Tahu bahaya makanan kedaluwarsa tapi masih menyimpan makanan basi di rumah

Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) dan badan pengawas makanan pemerintah lainnya menyarankan untuk membuang semua makanan berdasarkan tanggal yang tertera di kemasan. Tapi coba periksa kembali isi kulkas Anda.

"Sisa daging, telur, dan makanan yang dimasak sehari sebelumnya sebenarnya masih aman dikonsumsi rata-rata selama tiga sampai empat hari. Tapi Anda harus membekukannya atau membuangnya," kata Sarah Krieger, ahli gizi diet berlisensi di St. Petersburg, Florida.

4. Melewatkan flossing dan sering menggigit label pakaian atau bungkus makanan

Oke, Anda tidak sendiri. Banyak orang juga melakukannya. Tapi menurut dokter gigi Kimberly Harms, kebiasaan ini perlu Anda hindari.

Melepaskan tag pakaian baru atau merobek bungkus makanan akan menyebabkan keretakan dan merusak enamel pada gigi. "Ini sama buruknya dengan mengunyah es batu. Ketika enamel rusak, maka Anda akan mengalami sensitivitas gigi."

5. Meletakkan tas di dapur

Anda mungkin melepaskan sepatu, mengganti pakaian dan bergegas ke dapur saat baru tiba di rumah. Tapi apa yang terjadi? tas sehari-hari yang Anda gunakan justru digeletakkan di dapur.

Dalam sebuah penelitian tahun 2008, para periset di University of Arizona menemukan sembilan varietas bakteri yang berbeda di dasar sepatu, dan 90 persen bakteri itu akhirnya berpindah ke permukaan lantai di rumah," kata seorang ahli mikrobiologi Kelly A. Reynolds, Ph.D., S.

Dompet Anda mungkin sama kotornya, berdasarkan penelitian Reynolds tahun itu, bagian bawah tas tangan kebanyakan memiliki puluhan ribu bakteri, termasuk staph, pseudomonas, salmonella, E. coli, dan MRSA yang 30 persennya mirip bakteri tinja."

Sarannya: Cuci tangan secara teratur atau jika mungkin, seka bagian bawah tas dengan kain desinfektan.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini