Sukses

Semestinya Waktu Kerja Karyawan Hanya 4 Hari Seminggu

Liputan6.com, Jakarta Banyak kantor yang mengharuskan karyawannya masuk kerja selama lima hari atau lebih dalam seminggu. Jika dijumlahkan waktu bekerja kita bisa mencapai 50 sampai 70 jam dalam seminggu. 

Namun, berdasarkan eksperimen yang dilakukan seorang psikolog bernama K Anders Ericsson, ia lebih menganjurkan bekerja hanya selama empat hari dalam seminggu.

Sebab, kemampuan normal manusia untuk berkonsentrasi hanya berkisar empat sampai dengan lima jam. 

"Jika kemampuan konsentrasi manusia ditekan secara maksimal setiap harinya, dampaknya justru akan memupuk kebiasaan yang buruk," kata dia dikutip dari Bussiness Insider, Selasa (25/4/2017)

Bila seorang karyawan "dipaksa" tetap bekerja lebih dari waktu itu, membuat kinerja mereka semakin turun dan lebih banyak waktu yang terbuang. 

Hal ini sudah lama dilakukan oleh Ryan Carson, CEO perusahaan teknologi Treehouse sejak 2006. Ryan merasa produktivitas karyawannya semakin meningkat karena bekerja dengan perasaan senang dan tak terlalu diporsis.

"Tidak hanya memberikan waktu untuk keluarga lebih banyak, upaya ini untuk memberikan kehidupan yang seimbang dan manusiawi bagi karyawan," ujar Carson.

Jason Fried salah satu CEO perusahaan Software terkemuka juga menerapkan waktu kerja seperti ini. Dampak yang dilihatnya kinerja karyawannya semakin fokus dan kualitas kerja karyawan semakin baik. Hal ini didapatkan jika kualitas kerja tidak memiliki gangguan seperti mendapat kualitas tidur yang cukup

Keuntungan lainnya ialah menghindari stress yang berlebihan dan mengurangi jumlah karyawan yang izin karena sakit. Bahkan dampak lain yang baik ialah dapat mengurangi kepadatan lalu lintas serta penggunaan energi listrik secara berlebihan bagi perusahaan.

Aida Tifany

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.