Sukses

Efek Ganja Tak Separah Tembakau

Efek ganja yang menyebabkan delusi dan halusinasi terbilang rendah.

Liputan6.com, Amerika Serikat Para peneliti meyakini, risiko pengembangan psikosis (delusi dan halusinasi) akibat mengisap ganja jauh lebih rendah dari yang selama ini beredar di masyarakat. Hasil temuan ini diterbitkan pada 20 April 2017 di jurnal Addiction.

Namun, orang yang merokok ganja dalam jumlah tertentu harus tetap berhati-hati, menurut seorang peneliti di University of York, Amerika Serikat.

"Bahaya terbesar yang dihadapi pengguna ganja adalah menggabungkannya dengan tembakau," kata Hamilton, dosen kesehatan mental, dikutip dari Mail Online, Sabtu (22/4/2017).

Kandungan cannabidiol (CBD)--senyawa aktif pada ganja inilah yang diyakini dapat melindungi dari efek samping negatif, seperti psikosis.

Hubungan antara ganja dan psikosis telah diteliti oleh para peneliti sejak 1960-an. Namun karena efeknya yang adiktif, hal ini menjadi pro dan kontra di kalangan medis. Kajian ini disebut akan diteliti lebih lanjut.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.