Sukses

Peringatan Konten!!

Artikel ini tidak disarankan untuk Anda yang masih berusia di bawah

18 Tahun

Verifikasi UmurStop di Sini

3 Posisi Seks yang Paling Berisiko Bikin Penis Patah

Penis patah biasanya disebabkan karena pria atau pasangannya terlalu bersemangat atau memilih posisi seks yang berisiko.

Liputan6.com, Jakarta Bereksperimen sering menjadi kunci pemanas ranjang Anda. Mencoba-coba posisi seks baru, atau mainan seks memang bisa jadi sangat menyenangkan, namun hal ini juga menempatkan organ intim Anda pada risiko.

Seorang pria di China merasakan sakit yang teramat sangat setelah dia mematahkan penisnya saat melakukan hubungan seks yang sangat panas.

Pria berusia 42 tahun ini, yang dikenal dengan nama belakangnya, "Dai", dilarikan ke unit gawat darurat sebelum dipindahkan ke Guangxi Minzu Hospital, pukul empat dini hari, The People's Daily Online melaporkan, dikutip dari Medical Daily, Selasa (18/4/2017).

Dokter lalu memeriksa penis Dai, yang jadi bengkok dan bengkak sehingga bentuknya jadi seperti buah terong. Setelah skrining menyeluruh, dikonfirmasilah diagnosis penis patah. Dokter lalu melakukan operasi untuk memperbaiki kepatahan penis itu pada pukul 5.30 pagi.

Penis patah adalah cedera serius yang bisa berujung pada disfungsi ereksi dan komplikasi berisiko lainnya jika tidak segera ditangani. Biasanya, pasien akan mendengar bunyi berderak; mengalami ereksi yang mendadak hilang; atau munculnya memar gelap karena darah yang keluar dari tabung.

Menurut Mayo Clinic, terkadang uretra--saluran tempat urin dikeluarkan dari tubuh--bisa mengalami kerusakan dan darah bisa terlihat dari pembukaan saluran urin di penis.

Pada kasus Dai, corpora cavernosa-nya robek, jaringan erektil mirip spons yang ada di sepanjang penis. Pria bisa mencapai ereksi ketika darah mengalir di corpora cavernosa. Namun, seks kasar bisa merobek jaringan ini, berujung pada buncahan darah di dalam penis, dan menyebabkan bengkak yang menyakitkan.

Dokter di Guangxi Minzu Hospital mengakui, penis patah lebih umum menimpa pria berusia 20 sampai 40 tahun, dan paling sering disebabkan karena masturbasi dan hubungan seks yang kasar saat melakukan posisi seks berisiko.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Posisi Berisiko

Studi tahun 2014 di dalam Advances in Urology menemukan, risiko penis patah bervariasi di antara berbagai posisi seks. Para peneliti menganalisis data dari 44 pria yang mendatangi rumah sakit dengan dugaan penis patah--42 di antaranya dikonfirmasi--28 kasus disebabkan hubungan seks penis-vagina. Dan ditemukan tren kegiatan seksual yang berujung pada penis patah:

1. Cowgirl

"Cowgirl" alias wanita di atas bertanggung jawab terhadap 14 dari 28 kasus penis patah akibat seks penis-vagina. Pada posisi ini, wanita mengontrol pergerakan dengan berat tubuhnya saat ia berada di atas penis yang sedang ereksi, menurut para peneliti.

Di sini, pria tidak bisa menghentikan penetrasi jika ada sesuatu yang berjalan salah, dibanding dengan posisi seks lain dimana mereka yang mengatur gerakan.

2. Doggy style

Pada posisi seks ini, prialah yang memegang sebagian besar kontrol. Dengan melakukan penetrasi dari belakang, pria bisa menempatkan kekuatan besar pada penetrasinya, yang bisa mengambil sudut yang salah bila ia tidak hati-hati. Posisi ini bertanggung jawab terhadap 29 persen dari cedera penis patah.

3. Misionaris

Posisi seks klasik ini ternyata juga berisiko menyebabkan penis patah. Pria memegang kontrol penetrasi, namun jika ia terlalu bersemangat saat berhubungan seks, hal ini bisa membuat penis terpelenting.

Posisi seks misionaris bertanggungjawab terhadap 21 persen cedera penis patah.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini