Sukses

5 Mitos Seks dalam Pernikahan Ini Harus Segera Dimusnahkan

Seks adalah suatu hal yang tidak bisa dipisahkan dari pernikahan, dan tak jarang banyak mitos bermunculan sehubungan hal itu.

Liputan6.com, Jakarta Bagi Anda yang belum menikah, mungkin pernah mendengar mitos-mitos seputar seks dalam pernikahan. Dan tak jarang, mereka yang masih lajang mempercayai mitos tersebut.

Salah satu mitos yang paling sering muncul adalah, seks dalam pernikahan biasanya jadi membosankan dan jarang. Padahal, tak (selalu) begitu kenyataannya.

Melansir She Knows, Rabu (12/4/2017), berikut beberapa mitos tentang seks dalam pernikahan yang harus berhenti Anda percayai:

1. Sudah tidak ada risiko

Banyak mitos mengatakan, seks dalam pernikahan sudah tidak ada risikonya lagi. Segala tindakan yang mungkin dilakukan pasangan dulunya--pakai kondom, buang di luar--sudah tidak perlu dilakukan lagi. Seks dalam pernikahan sama dengan akses 24 jam.

Sayangnya, hal itu tidaklah benar. Hanya karena Anda berada dalam hubungan monogami, bukan berarti seks jadi bebas masalah.

Menikah bukan berarti Anda siap memiliki anak, jadi alat kontrasepsi masih tetap penting. Dan, kehamilan bukanlah satu-satunya hal yang harus Anda khawatirkan. Infeksi jamur, bakter vaginosis, infeksi saluran kemih tidak akan hilang begitu saja hanya karena Anda sudah menikah.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

2. Seks yang terjadwal itu menyebalkan

Mencari waktu untuk berhubungan seks dalam pernikahan kadang sulit. Harus membagi waktu antara anak-anak, pekerjaan, dan kewajiban lain seringnya membuat seks jadi terpinggirkan.

Jadi terkadang, Anda perlu menjadwalkan hubungan seks. Walaupun terdengar sangat tidak romantis, seks yang sudah dijadwalkan sebelumnya tidak hanya bisa jadi menyenangkan, juga bisa jadi waktu yang paling Anda tunggu-tunggu sepanjang minggu.

3 dari 5 halaman

3. Seks yang hebat hanyalah tugas satu orang

Sama seperti harus memprioritaskan seks, usaha juga adalah hal yang penting saat berhubungan seks. Tidak ada orang yang senang berhubungan seks jika pasangannya diam saja seperti patung.

Agar seks bisa jadi sama-sama memuaskan, kedua pasangan harus saling memberikan usaha. Jika salah satu pasangan diam saja, dan bersikap pasif, pasangan yang satunya bisa kehilangan gairah.

Jangan percaya mitos yang mengatakan, pria menyukai seks bagaimanapun bentuknya. Pria, seperti wanita, juga memiliki keinginan untuk mendapatkan seks yang memuaskan secara emosional--dan mereka juga layak mendapatkannya.

Keterlibatan Anda saat seks bisa ditunjukkan dalam berbagai cara yang berbeda. Terkadang bisa dengan cara yang terang-terangan, dengan mengambil posisi di atas. Di saat lain bisa dengan cara yang lebih samar, seperti tatap mata, kata-kata pujian, dan usapan di punggung.

4 dari 5 halaman

4. Lebih baik berpura-pura suka

Harus diakui, pasangan terkadang tidak selalu memiliki trik terbaik. Namun penting untuk mengingat, bahwa tubuh tidak serta merta langsung cocok secara seksual, dan dari waktu ke waktu akan ada kalanya Anda perlu jujur pada pasangan dan memberinya kritikan yang membangun.

Posisi yang tidak cocok adalah kesempatan yang baik untuk berbicara tentang kenapa hal itu tidak sesuai untuk Anda berdua. Akan lebih baik untuk membicarakan hal ini dan berterus-terang dibanding harus menahannya karena takut akan menyinggung perasaan pasangan.

Akan jauh lebih menyinggung dan menyakiti perasaan pasangan jika dia tahu bahwa seks bersamanya lebih seperti tugas atau kewajiban dibanding kegiatan yang memberi Anda kenikmatan.

5 dari 5 halaman

5. Mereka berhutang pada Anda

Di tahun-tahun pertama pernikahan, banyak pasangan yang memiliki gagasan tidak realistis tentang seks. Mereka berpikir bahwa pria akan menginginkan seks setiap saat, dan, jika salah satu pihak ingin berhubungan seks, maka pasangannya wajib mengabulkannya. Hal ini tidak benar.

Menikah tidak sama dengan selalu setuju. Akan ada waktu di mana salah satu pasangan ingin berhubungan seks, sementara pasangannya yang lain tidak.

Alih-alih membuat pasangan Anda merasa bersalah, ambil waktu untuk lebih mengeksplorasi apa yang Anda sukai. Anda tidak bisa memaksa seseorang untuk makan ketika dia tidak lapar, hal yang sama juga berlaku untuk seks.

Namun harus diingat juga, pernikahan adalah perjalanan. Pastikan Anda berdua menjalaninya bersama dan bisa menemukan apa yang paling cocok dalam pernikahan Anda.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini