Sukses

Peringatan Konten!!

Artikel ini tidak disarankan untuk Anda yang masih berusia di bawah

18 Tahun

LanjutkanStop di Sini

Orgasme Bisa Jadi Bencana, Ini Alasannya

Nyaris setiap orang menganggap orgasme harus bisa diraih ketika berhubungan seks dengan pasangan.

Liputan6.com, Jakarta Orgasme merupakan puncak kepuasan bercinta. Itu sebabnya nyaris setiap orang menganggap orgasme harus bisa diraih ketika berhubungan seks dengan pasangan.

Sementara, bila pasangan tidak mencapai puncak, sesi bercinta dianggap tak berkualitas. Atau pasangan menganggap ada yang salah dengan hubungan atau diri mereka.

Para peneliti menyebut dorongan untuk selalu berhasil mencapai orgasme sebagai "orgasmic imperative" atau "kewajiban orgasme". Dan para peneliti melihat hal tersebut sebagai hal negatif karena membuat pasangan tertekan untuk memastikan bahwa mereka dan pasangan harus mencapai klimaks bercinta.

Melansir laman Dailystar, Senin (10/4/2017), para terapis seks berpendapat, "kewajiban orgasme" itu bisa berbahaya dan berpotensi menghancurkan hubungan. Menurut para terapis seks, orang cenderung melihat hubungan seks sebagai aktivitas yang menuntut pencapaian ketimbang interaksi menyenangkan antarpasangan.

Hal ini akan membuat pasangan seperti wajib orgasme serta memberi orgasme pada pasangannya. Alih-alih merasa demikian, para terapis seks menyarankan agar Anda tak perlu berpikir terlalu jauh terhadap seks. Anda hanya perlu menikmatinya karena semakin Anda khawatir tidak mampu orgasme, kemungkinan untuk meraihnya pun semakin kecil.

Mengkhawatirkan tentang meraih orgasme bisa mengganggu momen bercinta dan membuat Anda tak menikmatinya.

Untuk mengatasi hal itu, cobalah untuk tidak terlalu mencemaskan apakah Anda dan pasangan akan bisa meraih orgasme. Tak perlu terobsesi mengenai hal itu dan nikmati saja sesi bercinta Anda.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini