Sukses

Bocah Laki-laki Bunuh Diri Gara-Gara Diusili Pacarnya di Sosmed

Tysen bunuh diri setelah diusuli akan bunuh diri oleh pacarnya. Keusilan ini dibawa sampai ke media sosial

Liputan6.com, Jakarta Remaja laki-laki berumur 11 tahun asal Michigan, Tysen Benz nekat bunuh diri dengan cara gantung diri pada Senin, 14 Maret 2017.

Tysen dinyatakan meninggal dunia tiga hari kemudian setelah mendapatkan perawatan medis di rumah sakit.

Sang ibu yang masih belum menerima kematian tragis yang menimpa anak laki-lakinya, mengatakan, Tysen memilih gantung diri setelah ia "dikerjai" pacarnya sendiri, yang menyebut bahwa dirinya telah meninggal dunia.

Pengumuman itu diunggah oleh sang pacar di media sosial. Semua orang yang membaca unggahan itu terkejut. Sekaligus menyayangkan tindakan tersebut. Padahal kenyataannya Tysen masih hidup.

Merasa "tertantang", Tysen pun benar-benar bunuh diri agar pengumuman tersebut benar-benar nyata. Sehingga semua orang percaya, dia benar-benar telah tiada.

"Saya sangat marah," kata sang ibu, Katrina Goss.

"Saya pernah muda. Saya pernah berumur semuda itu. Ketika menginjak umur 13 tahun, saya sudah bisa membedakan mana tindakan yang benar dan mana yang salah," kata Katrina menambahkan seperti dikutip dari situs Daily Mail, Jumat (7/4/2017)

Sosok Tysen di mata Katrina adalah anak laki-laki berprestasi, punya banyak teman, dan senang sama hal-hal lucu. Namun, ia tak pernah tahu bahwa anak laki-lakinya itu memiliki kekasih.

Katrina pernah sesekali memergoki anaknya sedang jalan dengan seorang anak perempuan. Saat ditanya siapa gadis tersebut, Tysen tak pernah menjawab, memilih bungkam sambil tersenyum dan masuk ke dalam kamar.

Namun, hal-hal seperti itu sering Katrina temukan saat mengantar anaknya sekolah di Bothwell Middle School.

Katrina menyerahkan proses hukum kepada pihak pengadilan. Jika benar-benar terbukti bersalah, ada kemungkinan gadis belia tersebut dituntut dengan tuduhan yang cukup serius, selayaknya terpidana dewasa.

Sejak peristiwa nahas yang menimpa Tysen, Katrina mendorong semua keluarga untuk sering berbicara empat mata, dan berkomunikasi tentang bahaya internet, media sosial, dan pesan singkat.

"Saya mendesak keluarga untuk berbicara dengan anak-anaknya. Bagaimana telekomunikasi punya efek yang sama seperti berbicara face to face," katanya.

Kampanye ini digalakkan guna melawan intimidasi media sosial pada anak. Sehingga tak ada lagi anak yang berani bunuh diri akibat diperlakukan "usil" oleh temannya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini