Sukses

Pengobatan Stimulasi Otak Magnetik Sukses Turunkan Berat Badan

Berat badan bisa turun dengan pengobatan stimulasi otak magnetik.

Liputan6.com, Orlando, Florida Teknik stimulasi otak non-invasif elektromagnetik dapat membantu orang obesitas untuk menurunkan berat badan. Teknik ini memberikan efek perubahan komposisi bakteri usus (mikrobiota usus). Hasil penemuan, yang juga dikenal dengan nama stimulasi magnetik transkranial ini akan dipresentasikan pada pertemuan tahunan ke-99 Endocrine Society di Orlando, Florida.

Berbeda dari stimulasi otak dalam, stimulasi magnetik transkranial tidak perlu operasi. Elektromagnetik yang ditempatkan pada kulit kepala akan mengirimkan energi magnetik untuk merangsang daerah-daerah yang mendalam dari otak.

Saat ini, stimulasi magnetik transkranial sudah disetujui di Amerika Serikat untuk mengobati depresi. Dalam pengembangannya, sedang dipelajari di beberapa negara untuk mengobati gangguan neuropsikiatri (gangguan saraf) lainnya, terutama kecanduan.

“Kita perlu terapi baru yang aman dan efektif untuk penderita obesitas,” kata peneliti utama Livio Luzi, seorang profesor dan kepala endokrinologi di IRCCS Policlinico San Donato dan University of Milan di Milan, Italia, dikutip dari laman Endocrine Society, Rabu (5/4/2017).

Penyebab obesitas kemungkinan berupa gangguan komposisi mikrobiota usus juga ketidakseimbangan mikroorganisme yang baik dan berbahaya dalam saluran pencernaan.

Kini, para peneliti mengetahui, gangguan mikrobiota usus dapat mengubah sinyal otak yang mengatur nafsu makan dan rasa kenyang. 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Lemak tubuh berkurang

Lemak tubuh berkurang

Proses penelitian diikuti tiga pria dan 11 wanita obesitas, yang berusia 22-65. Kadar indeks massa tubuh (perkiraan lemak tubuh) mereka antara 30-45 kg/m2. Penelitian dilakukan selama lima minggu. Seluruh peserta menerima 15 sesi stimulasi magnetik (tiga kali per minggu).

Sebelum dan akhir pengobatan, feses peserta diambil untuk dianalisis mikrobiota. Tim peneliti juga mengukur kadar glukosa (gula), insulin (hormon mengatur metabolisme), hormon kelenjar hipofisis (kelenjar penghasil hormon), dan neurotransmiter (pembawa sinyal).

Pengukuran dilakukan karena seluruh hormon di atas memengaruhi komposisi bakteri usus. Setelah lima minggu pengobatan, peserta yang menerima stimulasi magnetik kehilangan lebih dari 3 persen dari berat badan.

Lemak yang hilang sebanyak lebih dari 4 persen. Analisis feses menunjukkan, adanya peningkatan jumlah beberapa bakteri baik yang bersifat anti-inflamasi (anti-peradangan), seperti yang ditemukan pada orang sehat.

Adanya jumlah bakteri lain ini berkorelasi dengan peningkatan metabolik dan hormonal, termasuk glukosa, insulin, dan hormon hipofisis.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.