Sukses

Risiko Melewatkan Sarapan, Siapa Mau Tanggung?

Sarapan penting untuk meningkatkan konsentrasi dan produktivitas terutama pada anak sebelum memulai aktivitas sehari-hari.

Liputan6.com, Jakarta Sebagian orang sering melewatkan sarapan dengan alasan tidak sempat atau takut gemuk. Padahal, sarapan penting untuk meningkatkan konsentrasi dan produktivitas terutama pada anak sebelum memulai aktivitas sehari-hari.

Ketua Umum Perhimpunan Pakar Gizi dan Pangan (PERGIZI Pangan) Indonesia, Prof. dr. Hardinsyah, MS menyebutkan 4 manfaat sarapan sehat, yaitu sehat, kuat, cerdas, dan ceria.

Pada anak, sarapan akan membuat bersemangat dan bertenaga di pagi hari sehingga siap menerima pelajaran di sekolah. Tak hanya itu, sarapan juga menyediakan energi untuk bermain dan berolahraga. Sebab itu, anak yang tidak sarapan berisiko mengalami gangguan pertumbuhan fisik dan perkembangan mental.

Sebaliknya, melewatkan sarapan menyebabkan merosotnya kadar gula darah (hipoglikemia). Efeknya, konsentrasi berkurang, mudah mengantuk, dan cepat lelah. Kondisi ini bisa mengganggu dan menurunkan produktivitas kerja.

Dua syarat
Agar sehat, sarapan harus memenuhi dua syarat, dilakukan pada waktu tepat dan komposisi gizi seimbang.

Saat tepat untuk sarapan sebelum jam 9 pagi, setelah perut kosong 10-12 jam. Pemilihan waktu ini disesuaikan dengan budaya kerja di Indonesia yang umumnya mulai jam 9 pagi. Intinya, sarapan harus sebelum memulai aktivitas.

Selain tepat waktu, sarapan sehat juga memenuhi komposisi gizi seimbang antara karbohidrat, serat, protein, lemak, vitamin dan mineral serta air. Semua memenuhi 15-30 persen kebutuhan gizi harian. Kelengkapan zat gizi akan menunjang metabolisme yang diperlukan tubuh.

Berbagai jenis makanan sehat bisa divariasi untuk sarapan. Sumber karbohidrat umumnya dari nasi bisa diganti dengan roti, kentang, mi, bihun, serealia atau havermut. Protein bisa didapat dari telur, ikan, susu, yoghurt, kacang-kacangan, dan keju. Sedangkan lemak dari alpukat atau pengolahan makanan yang digoreng atau tumis.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.