Sukses

Perhatikan 5 Hal Berikut Sebelum Cukur Bulu Kemaluan

Berikut sejumlah hal yang perlu Anda ketahui sebelum mencukur bulu kemaluan

Liputan6.com, Jakarta Mencukur bulu terutama di sekitar kemaluan sudah hal yang biasa dilakukan. Namun, sudah benarkah cara Anda mencukur bulu kemaluan? Dan, Anda sudah yakin aman bahwa mencukur bulu kemaluan buat Anda lebih bersih?

Berikut ini adalah lima hal yang perlu Anda ketahui sebelum mencukur bulu kemaluan dikutip dari situs Telegraph, Sabtu (1/4/2017) 

1. Dapat menyebabkan bisul

"Penyebab bisul bisa disebabkan karena bakteri masuk melalu folikel rambut," ujar Hugh Byrne, Konsultan Ginekologi.

Ketika masuk bakteri terjadilah infeksi sehingga menimbulkan nanah pada jaringan kulit. Namun, Anda bisa mengoleskan antibiotik jika terjadi hal semacam ini.

2. Mencukur tidaklah seburuk waxing

Menurut Byrne, bulu kemaluan biasanya tumbuh lebih miring. Sehingga metode waxing sebenarnya tidak dapat mencabut bulu secara menyeluruh.

Sehingga bulu sekitar organ intim masih bisa tumbuh kembali. Namun, banyak orang masih memilih waxing sebagai pilihan.

3. Rambut yang tumbuh tidaklah berbahaya

Setelah mencukur, beberapa hari kemudian Anda melihat bulu kemaluan muncul kembali. Tindakan untuk segera menghilangkan bulu-bulu itu kemungkinan bakal Anda lakukan.

Langkah ini salah. Meski bulu yang baru tumbuh tidak sedap dipandang, biarkan dia tumbuh panjang dulu, baru setelah itu dicukup kembali. 

Lagipula bulu yang baru tumbuh tidaklah berbahaya. Jadi, Anda tidak perlu buru-buru menghilangkannya.

4. Krim penghilang bulu bisa jadi upaya yang baik

Krim penghilang bulu, lanjut Byrne, bekerja dengan cara yang berbeda dari waxing.

"Perbedaanya, waxing lebih sering menyakitkan sedangkan krim penghilang bulu bekerja tanpa menyebabkan trauma pada kulit," kata dia menjelaskan.

Hal baiknya adalah dapat mengurangi infeksi. Gunakan krim penghilang bulu yang memang dikhususkan untuk menghilangkan bulu di sekitar kemaluan.

5. Meghilangkan bulu di sekitar kemaluan dapat meningkatkan risiko penyakit seksual menular

Sebuah studi pada 2012 dari Liege University Hospital menyebutkan bahwa menghilangkan bulu kemaluan dapat meningkatkan kesempatan kontraksi yang berpotensi penyakit seksual menular.

"Karena tidak ada rambut hal ini membut kulit menjadi mudah terserang infeksi seperti herpes dan kutil," kata Byrne.

Mencukur ataupun tidak mencukur bulu kemaluan merupakan pilihan Anda. Namun, Anda perlu mengetahui risiko yang dapat terjadi. Jika mengalami iritasi atau infeksi segera kunjungi dokter.

Cara yang disarankan Byrne adalah seperti hair trimming atau memotong ujug-ujung rambut. Sehingga saat bulu tumbuh kembali tidak menyebabkan rasa gatal.

Pastikan melakukannya dengan hati-hati supaya tidak melukai kulit ataupun organ kemaluan.

Reporter: Aida Tifany

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini