Sukses

Peringatan Konten!!

Artikel ini tidak disarankan untuk Anda yang masih berusia di bawah

18 Tahun

LanjutkanStop di Sini

3 Alasan Stres Bikin Gairah Seks Menurun

Mengalami stres dalam waktu lama dapat merusak keintiman dan menurunkan gairah seks.

Liputan6.com, Jakarta Stres dapat memengaruhi gairah seks Anda. Ada beberapa mitos tentang stres dan seks yang masih dipercayai banyak orang. Stres bisa memengaruhi perasaan romantis kepada pasangan dan kemungkinan berisiko terjadinya perceraian.  

Ada juga mitos, jika pasangan tidak memiliki hasrat seksual kepada Anda akibat stres dapat menandakan, pasangan tidak mencintai Anda lagi. Mitos-mitos tersebut dapat merusak. Seksolog asal Denmark, Maj Vismann memaparkan, cara tepat mempelajari, bagaimana stres memengaruhi gairah seks.

Berkaitan kedua sistem saraf

Manusia memiliki dua sistem saraf, yaitu saraf simpatik (saraf yang mempercepat sistem kerja tubuh) dan saraf parasimpatik (saraf yang memperlambat sistem kerja tubuh). Respons stres yang diolah pada saraf simpatik akan mempercepat kerja bagian tubuh.

Misal, denyut jantung meningkat dan telapak tangan berkeringat. Untuk meredakan hal itu, saraf parasimpatik menjalan perannya dan bisa membuat Anda tenang.

Namun, saat Anda mengalami stres dalam jangka waktu yang panjang karena pekerjaan yang berat dan bekerja tanpa henti, saraf parasimpatik tidak mampu membuat Anda menjadi lebih tenang, kata Vismann dalam tulisannya pada laman The Gottman Insitute, Sabtu (25/3/2017). Akhirnya, Anda jadi tidak bisa menikmati sentuhan erotis atau rangsangan dari pasangan.

Hormon berubah

Ketika saraf simpatik dituntut bekerja berlebihan untuk jangka waktu yang panjang, tubuh akan mulai memproduksi lebih banyak kortisol (hormon stres). Hormon seks testosteron pun tidak bisa mengalami peningkatan.

Oleh karena itu, bagi kebanyakan orang yang punya gejala stres dalam jangka waktu lama, poduksi hormon testosteron mereka jadi berkurang.

Keintiman menjadi berkurang

Seksualitas tidak hanya dipengaruhi hormon tapi juga faktor sosial, relasional, dan psikologis. Ketika hormon stres meningkat, keintiman menjadi berkurang. Artinya, Anda akan sulit berhasrat pada pasangan bila Anda merasa stres.

Hormon stres dapat mendorong perilaku melawan. Hal ini dapat menyebabkan Anda berubah agresif terhadap pasangan.

Anda mungkin mulai membentak atau berteriak pada pasangan. Kondisi tersebut dapat berujung keintiman dengan pasangan semakin lama makin berkurang.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.