Sukses

Efek Pornografi Lebih Berbahaya daripada Narkoba

Liputan6.com, Depok, Jawa Barat Anda perlu memahami bahaya pornografi ternyata punya efek yang lebih besar daripada narkoba. Efek tersebut bisa memengaruhi otak seseorang dalam sekejap. Bahkan saat anak baru satu kali melihat gambar maupun video porno, otak akan merekam apa yang dilihatnya.

Pernyataan tersebut dikemukakan Humas dan Ekspedisi Sahabat Generasi Siti Hadjir di sela-sela acara National School Training "Fight The New Drugs" pada Sabtu, 25 Maret 2017 di Balairung Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat.

"Pertama, ketika anak melihat gambar porno itu akan kaget. Kedua, karena dipicu rasa kaget, maka anak menjadi penasaran. Mereka semakin ingin tahu lebih dalam soal gambar porno tersebut. Ketiga, otak dopamin--yang berperan penting dalam perilaku dan proses belajar--akan terpapar sehingga anak-anak tetap berkeinginan melihat hal-hal porno," jelas Adjir saat diwawancarai Health-Liputan6.com di Balairung UI pagi tadi.

Bila anak terpapar narkoba dapat diobati dengan panti rehabilitasi. Pada kasus pornografi, tidak ada pengobatan seperti itu.

Adjir dan rekan-rekannya yang bergerak sebagai Penggiat Antipornografi dan Budaya Internet Sehat se-Indonesia berharap pemerintah mendengarkan suara berupa saran yang masuk.

"Kami berharap ada sanksi yang lebih jelas terhadap pelaku pornografi. Karena hal ini berbeda dari narkoba. Kalau narkoba kan kelihatan jelas obatnya apa, tapi pornografi bentuknya abstrak. Hukuman pornografi itu hanya ada maksimal 15 tahun penjara," tegas Adjir.

Apalagi pornografi yang bisa memengaruhi seseorang bertindak menjadi pedofil. Kondisi itu membahayakan generasi penerus dan harus berusaha dicegah.

"Kasus pornografi pada 10 tahun ke belakang mungkin tidak ada. Dalam lima tahun terakhir ini sudah mulai gencar. Apa yang terjadi pada 5 tahun ke depan? Tentunya, akan lebih bahaya lagi.  Bahkan ada juga kasus yang ditemui berupa anak SD dan anak TK, yang bermain di rumah. Orangtuanya justru meminjamkan tablet untuk dimainkan. Seharusnya itu perlu dipantau ketika anak-anak memainkan tablet," tutup Adjir.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini