Sukses

Atasi Depresi, Fenomena Bunuh Diri pun Bisa Dicegah

Fenomena bunuh diri kian menjadi pembicaraan hangat di berbagai media. Apa yang sebenarnya terjadi?

Liputan6.com, Jakarta Fenomena bunuh diri kian menjadi pembicaraan hangat di berbagai media. Setelah sebelumnya penyanyi yang terkenal pada 90-an Tommy Page, pria bunuh diri live di Facebook hingga manajer JKT48, Inao Jiro yang ditemukan gantung diri dalam kamarnya. Depresi dikabarkan sebagai pemicu aksi bunuh diri mereka. 

Menurut dr Andri Sp.KJ, apa yang terjadi belakangan ini sebenarnya sudah diprediksi sejak lama. "Sejak beberapa tahun belakangan, kita mengetahui WHO telah memprediksi pada 2020 depresi akan menjadi beban ekonomi secara global sampai di tahap tingkatan kedua-- di bawah penyakit kardiovaskuler."

"Tiga tahun lagi, depresi jadi masalah global yang memberikan beban global pada masyarakat dunia. Bertepatan dengan Hari Kesehatan Dunia 7 April, tahun ini tema yang diangkat WHO adalah Depression: Let's Talk (Depresi: Ayo Bicara)," ujarnya, melalui pesan singkat, Selasa (22/3/2017).

Andri menuturkan, ini bisa bermakna secara umum bagi pasien yang mengalami depresi bahwa mereka harus mulai bicara dan mengatakan dirinya depresi, dan kita sebagai orang di sekitarnya juga harus mendengarkannya.

"Depresi sering dikaitkan dengan kelemahan diri, sesuatu yang tidak normal, sesuatu yang merupakan kondisi karena orangnya kurang bersyukur atau lemah iman. Hal itu tidak benar," tukasnya.

Depresi merupakan gangguan medis yang memiliki efek terhadap suasana perasaan. Ketika depresi, seseorang bisa menjadi putus asa, tidak ada harapan, rasa tidak ingin melakukan sesuatu, malas dan merasa tidak nyaman.

"(Saat depresi) Fungsi sosial maupun pribadi juga mengalami kendala. Kondisi ini bila tidak dikenali dengan baik akan sangat mengganggu fungsi pribadi dan mempengaruhi orang-orang di sekitarnya," ujar Andri.

Andri juga menekankan semua orang untuk memahami apa itu depresi dan bagaimana pengobatan yang cepat dan segera untuk mencegah upaya bunuh diri. Hal ini berguna untuk dapat memberikan dampak yang baik bagi kehidupan orang yang depresi atau mereka yang hidup disekitar orang yang mengalami depresi.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini