Sukses

Cerita Dokter Cantik Callista tentang 1 Sikat Gigi Sekeluarga

Sikat gigi yang dibawa oleh anak-anak itu nampak mekar dan tak layak digunakan lagi. "Kok udah mekar gitu sikat giginya?" tanya Callista.

Liputan6.com, Jakarta Jika melihat penampilannya, tak sedikit orang mungkin akan menyanjung kecantikan dokter gigi Calista Argentina Wulansari. Wajahnya memang tak asing sebab ia pernah terpilih menjadi runner up Gadis Sampul pada 1997.

Ia bahkan tak pernah lupa pernah menuliskan cita-citanya menjadi dokter sekaligus model pada diary milik temannya.

"Jadi pas lagi reunian temen aku bilang, tahu enggak sih lo dulu pas nulis di diary gw, cita-cita lo dokter gigi slash model. Eh, jadi kenyataan," tutur Calista sambil tertawa.

Dokter Callista

Tak ada alasan spesifik mengapa wanita kelahiran 1980 ini memilih profesi dokter. Ia hanya ingin memberi bantuan bagi banyak orang. Selesai menyelesaikan sekolah di SMUN 82, ia pun memilih kuliah di Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Profesor Dr Moestopo (Beragama) pada 1999 silam.

Selama menjadi seorang dokter, pengalaman yang paling berharga dan berkesan untuknya tak lain tak bukan adalah saat menjalani pelayanan di pedalaman Indonesia. Di sana, ia harus menjalani program Pegawai Tidak Tetap (PTT Kedokteran) terdahulu untuk mendapatkan izin praktik.

Tepat sepuluh tahun lalu, Calista memutuskan untuk menjalani PTT di daerah terpencil. "Karena kalau di daerah terpencil, PTT cuma enam bulan. Nah, daftar deh tuh aku di daerah sangat terpencil, di Pangkep, Sulawesi Selatan. Kalau di peta, Pangkep itu cuma dua jam dari ibu kota Makassar, jaraknya sebentar aku
pikir," ujarnya pada Health-Liputan6.com.

Dengan persiapan yang matang, wanita berambut pendek itu sampai rela mengurus KTP Makassar agar diterima dengan mudah di sana. Ia pun ditempatkan di salah satu puskesmas di Pangkep. Namun, ternyata daerah yang ia jalani di luar ekspektasinya.

"Ternyata Pangkep itu singkatan dari Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan, akhirnya aku ditempatin di pulau yang sangat terpencil," katanya. Untuk sampai ke tempat kerjanya, ia harus menempuh perjalanan selama
27 hingga 29 jam dengan kapal laut. "Sumpah, itu jauh banget," tukasnya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Suster Apung

Suster apung, Kepala Puskesmasku

Di daerah, Callista mengaku belajar banyak soal kehidupan. "Aku ngerasa yang lebih susah bukan pekerjaan aku sebagai dokter gigi, tapi justru untuk survive sama diri sendiri selama disana," katanya.

Kamar yang ditidurinya kala itu berukuran sangat kecil. Ia menggambarkan, hanya ada dua kasur ukuran single bed yang terpisah dengan satu sajadah.

Tak ada hiburan di sana, kecuali TV dan radio. Itu pun berada di rumah dinas yang digunakan bersama-sama dengan warga setempat.

Jangankan menonton TV, untuk berkomunikasi dengan keluarga di Jakarta saja, Callista hanya bisa menerima dan menelepon dengan telepon satelit di warung dekat ia tinggal.

Begitu pun dengan makanan, "Karena di pulau ya tiap hari kita makan ikan, kalau makan ayam itu sesuatu yang mewah. Kalau ada pesta nih baru kita bakar ayam," imbuhnya.
Wanita berkulit putih ini juga menceritakan susahnya makan sayur di pulau tersebut. Bahkan, kacang hijau saja di sana dijadikan sayur.

"Di sana itu juga susah sayur karena ya enggak banyak lahan untuk bertani kan, jadi sayur itu pelepah daun pisang sama daun kelor," ujarnya.
Namun, di balik itu Callista bersyukur dan berbangga hati lantaran kepala puskesmas tempat dirinya melakukan PTT ialah salah satu tokoh inspiratif yang ia idolakan.

"Suster apung, dia orang yang pernah dapet Eagle Awards. Dia merupakan perawat yang mendedikasikan hidupnya untuk membantu sesama di daerah kepulauan. Pas aku tau dia kepala puskesmas aku, aku bangga dan seneng banget," katanya.

Satu sikat gigi untuk sekeluarga

Selama enam bulan Calista memberikan pelayanan kepada masyarakat di pulau yang terpencil itu. Dengan segala keterbatasan fasilitas di sana, Calista tetap memberikan pelayanan terbaik untuk masyarakat setempat.

Sering, kata dia, pemeriksaan gigi hanya mengandalkan cahaya matahari. "Karena enggak ada listrik. Jadi kalau mau cabut gigi, aku cuma pakai bangku plastik sama buka jendela, udah gitu aja."

Kendala itu belum seberapa. Ada satu pengalaman menarik saat wanita pecinta travelling ini melakukan penyuluhan terkait kesehatan gigi ke sekolah-sekolah di pulau tersebut. 

drg Callista

Jadi Callista meminta semua murid-murid membawa sikat gigi masing-masing dari rumah. "Pas mau sikat gigi bersama, mereka (murid-murid) keluarkanlah tuh sikat gigi, kaget aku pas ngeliat sikat gigi mereka."

Sikat gigi yang dibawa oleh anak-anak itu nampak mekar dan tak layak digunakan lagi. "Kok udah mekar gitu sikat giginya?" tanya Callista kepada murid-murid. 

"Iya bu kami orang pakai sikat gigi ini berdelapan sama ibu, bapak, kakak, dan adik di rumah," jawab murid-murid kepada Callista.

Terkejut pasti. Namun menurut penuturan masyarakat sekitar kala itu, mereka bukan tidak mampu membeli sikat gigi tapi sikat gigi satu kali sehari saja sudah dianggap cukup di sana.

"Mereka enggak mengerti pentingnya sikat gigi," ucapnya.

 

Travelling lebih dari sekadar kesenangan

Selain berpraktik dokter gigi di kawasan Kemang, Jakarta Selatan, dokter gigi cantik ini juga menjadi salah satu penulis di klikdokter.com. Tak hanya itu ia juga masih aktif menjadi pembawa acara program kesehatan di salah satu stasiun TV.

Namun, dengan segala kesibukannya Callista mengaku selalu menyempatkan diri untuk menjalankan hobinya yaitu travelling.

Setidaknya satu atau dua kali wanita berambut pendek ini pergi mendatangi kota atau negara yang sudah menjadi destinasi incarannya.

Setiap kota atau negara yang ia datangi selalu memberikan cerita dan pelajaran hidup. Beberapa waktu lalu Callista baru saja mendatangi Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur. Ia mengatakan, tempat wisata itu menjadi
salah satu perjalanan yang paling berkesan.

Selain itu, ia juga pernah menyambangi Eropa, Hongkong, dan Bangkok. Baginya setiap perjalanan memiliki pengalaman tersendiri.

"Selain ngerasa Indonesia itu kaya banget, kalau dalam negeri aku jadi lebih bersyukur," kata Callista.

"Kalau orang yang sederhana aja bisa hidup happy masa elo nggak," Callista menuntaskan.

3 dari 3 halaman

Biodata

BIODATA

Nama : Callista Argentina Wulansari, SKG, Drg, CHt

Instagram : @calztagram

FORMAL EDUCATION

1993 : Elementary School at SDI Al-Ikhlas, Cipete, South Jakarta
1996 : Junior High School at SMPI Al-Ikhlas, Cipete, South Jakarta
1999 : Senior High School at SMUN 82, Kebayoran Baru, South Jakarta
2006 : Graduated from Faculty of Dentistry, Prof.DR.Moestopo (Beragama)

INFORMAL EDUCATION (COURSE)

2006 : Table Clinic on PITEKGI :
- Laser in dentistry
- Practical Skill for Holistic Dentist
- Suturing : Things that you should know
- Osteem Implant System placement (Basic Surgical Procedure)

2007 : Table Clinic on Grand Dentistry Indonesia
- Internal and External Bleaching
- Extraction in Hard Cases

2009 : Basic Transformer With NLP and Hypnosis
2010 : Ericksonian Hypnotheraphy
2013 : 1st – 6th Modules of Japan Society Orthodontics, Jakarta by
Drg. Gunarso Gunadi, Sp.Ort
2014 : Clear Aligner Appliance of Esthetic Dentistry, eCligner
2013 – present : Dentist at Sunflower Dental Clinic, Lebak Bulus, South Jakarta
2013 – present : Dentist at Almeira Clinic, Bangka, South Jakarta
2016 – present : Medical Editor at Klikdokter.com.
2016 – present : Co-Host on Metro iCare, Health Program on Metro TV

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini