Sukses

Sering ‘Naik Darah’? Mungkin Anda Pemilik Kepribadian Tipe A

Hipertensi atau darah tinggi dan penyakit jantung koroner mengincar orang dengan kepribadian tipe A.

Liputan6.com, Jakarta Kebanyakan orang mengira bahwa kesehatan fisik tidak ada sangkut-pautnya dengan kepribadian kita. Namun, jangan salah! Hubungannya ternyata lebih erat dari yang kita bayangkan.

Dua pakar kesehatan jantung di Amerika Serikat, Friedman dan Rosenman telah menemukan fakta melalui penelitian berdurasi 8,5 tahun yang bermula pada tahun 1976 silam bahwa orang dengan kepribadian tipe A memiliki risiko darah tinggi dan penyakit jantung jauh lebih besar daripada mereka yang kepribadiannya tipe B dan C.

Seperti dijelaskan di laman Psychology Today, mengutip Rabu (15/3/2017), orang dengan kepribadian tipe A sangat kompetitif, kritis terhadap diri sendiri, gampang terluka hatinya, suka menunjukan reaksi yang berlebihan, tidak sabar, lebih sering menilai orang dari keburukannya, tidak malu menunjukan amarahnya, iri hati, agresif dan suka mengintimidasi orang lain, baik secara sengaja mau pun tidak.

Hal itu semua menunjukan bahwa orang dengan kepribadian tipe A tidak bisa berada dalam tekanan terlalu lama dan sangat rentan akan stres akut. Jumlah kadar hormon stres dalam tubuhnya meningkat dan jarang stabil yang mana memungkinkan dirinya mengidap berbagai macam penyakit yang berhubungan dengan stres seperti, darah tinggi atau hipertensi dan penyakit jantung kronis.

Kondisi kesehatan yang sangat mencemaskan tersebut pasalnya tidak terlalu mengancam orang-orang dengan kepribadian tipe B dan C, sebagaimana halnya dengan orang berkepribadian tipe A.

Kepribadian tipe B

Orang dengan kepribadian tipe B cenderung lebih toleran terhadap orang lain, lalu lebih relaks atau santai menghadapi suatu hal. Dalam kondisi tertekan, ia akan memilih untuk melakukan atau menyelesaikan suatu hal satu demi satu dan lebih mengandalkan imajinasi serta kreativitasnya untuk melawan perasaan tertekannya itu.

Ini tentunya membuat orang dengan kepribadian tipe B lebih kecil risikonya terkena penyakit jantung atau mengalami hipertensi. Stres bukanlah hal yang dirasakan terlalu sering, oleh karena itu kesehatan lebih terjamin ke depannya.

Kepribadian tipe C

Sementara orang dengan kepribadian tipe C biasanya kesulitan mengekspresikan diri atau menampilkan emosinya, terutama amarah. Terlebih, ia adalah tipe orang yang lebih memilih untuk menghindari konflik, gemar bersosialisasi, terlalu patuh atau selalu nurut dan terlalu sabar.

Ciri-ciri tersebut menunjukan bahwa orang berkepribadian tipe C juga risikonya lebih kecil terserang penyakit yang mengintai tipe A. Keputusannya untuk memendam masalah dibandingkan konfrontasi dan cenderung memilih untuk mengalah dalam setiap konflik, membuat dirinya lebih kebal terhadap stres biang penyakit.

Ia umumnya lari dari masalah dan meski ini juga bisa jadi sumber penyakit ke depannya, namun dampak terburuk terhadap kesehatan paling dirasakan oleh orang-orang dengan kepribadian tipe A.

Ini buktinya.

Temuan hasil penelitian

The Western Collaborative Group yang dipimpin oleh dua ahli jantung berkebangsaan Amerika Serikat, Friedman dan Rosenmen, telah menjalankan sebuah penelitian pada tahun 1976 silam.

Penelitian yang melibatkan 3154 peserta pria yang kondisinya sehat dengan kisaran usia 39 hingga 59 tahun ini bertujuan untuk mengetahui lebih dalam serta membenarkan adanya keterkaitan kuat antara kepribadian tipe A dengan penyakit jantung dan hipertensi.

Setelah dianalisa selama 8,5 tahun, para peneliti menemukan bahwa peserta dengan kepribadian tipe A dua kali lebih banyak jumlahnya yang mengidap penyakit jantung koroner dibandingkan yang tipe B.

Lebih tepatnya, 257 peserta  berkepribadian tipe A didiagnosis dengan penyakit jantung koroner setelah 8,5 tahun dianalisa kesehatannya. Jumlah pengidap kemudian meningkat di tahun-tahun berikutnya, hingga akhirnya para peneliti menyimpulkan bahwa 70 persen pengidap penyakit jantung koroner adalah mereka yang memiliki kepribadian tipe A.

Risikonya akan jauh lebih tinggi apabila mereka merokok, mengonsumsi minuman beralkohol dan enggan mengubah gaya hidup mereka itu.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.