Sukses

Otak Anak Bisa Rusak Apabila Terekspos Obat Kutu Rambut

Bahan kimia dalam perawatan kutu rambut bisa memengaruhi otak anak.

Liputan6.com, Perancis Bahan kimia bernama piretroid, yang digunakan dalam perawatan kutu rambut dan kutu semprotan anjing dapat menyebabkan masalah perilaku pada anak-anak.

Wanita hamil yang terkena piretroid--sekelompok bahan kimia sintetis yang digunakan dalam pestisida umum--lebih cenderung mempunyai anak yang berisiko berkembangnya masalah perilaku sosial pada usia enam tahun.

Piretroid umum digunakan dalam insektisida tanaman tapi juga digunakan untuk mengobati manusia yang didera kutu rambut dan kudis dan terkadang digunakan dalam obat nyamuk.

Selain itu juga dalam produk yang dirancang untuk menyingkirkan hewan peliharaan dari kutu dan telur kutu.

Bahan kimia tersebut dikembangkan para ilmuwan Inggris di tahun 1960-an sebagai bahan kimia alternatif yang aman terhadap organofosfat dalam insektisida, menurut yang dilansir dari Mail Online, Selasa (7/3/2017).

Tapi penelitian terbaru, yang dilakukan para akademisi Perancis di Universitas Rennes, menunjukkan, piretroid mungkin tidak seaman yang diperkirakan sebelumnya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Pengaruhi otak anak

Pengaruhi otak anak

Bahan kimia yang bekerja efektif merusak saraf serangga diduga dapat memengaruhi perkembangan otak anak.

Hasil temuan yang diterbitkan dalam jurnal BMJ journal Occupational & Environmental Medicine telah menguji urine dari 3.421 wanita hamil dengan kehamilan berusia antara enam dan 19 minggu, dan mengukur kadar dari lima metabolit piretroid.

Enam tahun kemudian, peneliti kembali menilai anak-anak dari 287 wanita yang telah mengambil bagian dalam studi awal. Psikolog mengunjungi anak-anak di rumah untuk mengetahui penilaian perilaku.

Para peneliti menemukan, wanita yang terkena kadar tinggi piretroid lebih mungkin memiliki anak dengan 'internalisasi' perilaku, yang meliputi ketakutan dan penarikan sosial (rasa malu yang ekstrem).

Temuan pada urine dari anak-anak dan orang-orang dengan kadar tertinggi piretroid sekitar tiga kali lebih mungkin menampilkan perilaku abnormal. Kondisi ini mencakup perilaku internalisasi dan eksternalisasi (agresi dan intimidasi).

3 dari 3 halaman

Studi berupa pengamatan

Studi berupa pengamatan

Studi yang dilakukan hanya pengamatan sehingga tidak ada kesimpulan kuat yang dapat ditarik soal sebab dan akibat.

Para peneliti mengatakan dengan akurat, penilaian eksposur (kontak dengan mikroorganisme) piretroid ini sangat sulit karena bahan kimia benar-benar bersih dari tubuh hanya dalam beberapa hari.

Tapi mereka menduga bahan kimia mungkin mengubah sinyal neurokimia (molekul pada saraf) di otak, yang mengubah perkembangan anak.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini