Sukses

Racun Siput Laut Ampuh Hilangkan Rasa Sakit, Tertarik Coba?

Temuan baru racun siput menawarkan senyawa efektif untuk menghilangkan rasa sakit.

Liputan6.com, Amerika Serikat Anda mungkin tak akan menyangka, seekor siput kecil mungkin menawarkan alternatif sebagai obat penghilang rasa sakit (opioid). Para ilmuwan di University of Utah, Amerika Serikat telah menemukan senyawa pada siput laut yang mencegah rasa sakit.

Manfaat sebagai obat penghilang rasa sakit terus bekerja efektif setelah senyawa tersebut dibersihkan dari tubuh siput. Siput yang digunakan dalam penelitian bernama conus regius, siput laut dari Laut Karibia.

Temuan ini dilaporkan secara daring dalam Prosiding National Academy of Sciences.

Opioid menjadi obat yang sangat adiktif, yang menyebabkan orang meninggal setiap hari karena overdosis opioid. Untuk itu perlu terapi alternatif selain menggunakan opioid untuk menghilangkan rasa sakit.

"Kami tertarik menggunakan racun siput laut untuk memahami saluran yang berbeda dalam sistem saraf," kata Baldomera Olivera, Ph.D., profesor biologi di University of Utah, sebagaimana ditulis pada The Guardian, Jumat (24/2/2017).

Dalam studi ini, para peneliti menemukan, senyawa yang diisolasi dari racun siput, Rg1A, bekerja pada area nyeri berbeda dari yang ditargetkan pada obat-obatan opioid. Melalui model tikus, para ilmuwan menunjukkan, adanya nicotinic reseptor acetylcholine a9a10 (nAChR) berfungsi sebagai reseptor nyeri dan RgIA4--senyawa yang efektif untuk memblokir reseptor tersebut.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Efek senyawa bertahan lama

Efek senyawa bertahan lama

Hal yang menarik, lamanya nyeri yang panjang bertahan lebih lama dengan kehadiran senyawa dalam sistem hewan. Senyawa ini bekerja melalui tubuh dalam waktu 4 jam, namun para ilmuwan menemukan efek menguntungkan yang bertahan lama.

"Kami menemukan, senyawa tersebut masih bekerja 72 jam setelah injeksi dan mencegah rasa sakit," kata J. Michael McIntosh, gelar M.D, profesor psikiatri di University of Health Sciences Utah.

Racun siput laut conus regius bertahan lama di tubuh untuk mencegah rasa sakit. (Foto: Science Alert)

Dilihat dari durasi waktu dapat dikatakan, senyawa siput memiliki efek restoratif (pemulihan) pada beberapa komponen sistem saraf.

"Apa yang sangat menarik tentang hasil ini adalah aspek pencegahan. Sakit kronis yang telah berkembang, sulit untuk diobati. Senyawa ini menawarkan cara baru yang potensial untuk mencegah rasa sakit dari berkembangnya nyeri di tempat pertama dan menawarkan terapi baru untuk pasien yang telah kehabisan pilihan dalam pemulihan," kata McIntosh.

3 dari 3 halaman

Sesuaikan dengan reseptor manusia

Sesuaikan dengan reseptor manusia

Para peneliti akan melanjutkan penelitian melalui pengujian pra-klinis untuk menyelidiki keamanan dan efektivitas dari terapi obat baru dengan racun siput laut.

Penelitian sebelumnya telah menunjukkan, RgIA efektif pada hewan pengerat tapi para ilmuwan ingin memastikan racun siput memiliki senyawa yang akan bekerja pada manusia.

Para ilmuwan mulai dengan kunci (RgIA) yang disesuaikan dengan kunci (rasa sakit pada jalur reseptor a9a10 nAChR).

Kunci ini akan mengembangkan kunci baru (analog) dengan konfigurasi yang sedikit berbeda. Akhirnya, temuan salah satu kunci yang paling cocok adalah analaog RgIA4 yang erat terikat pada reseptor manusia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.