Sukses

Mengatasi Makhluk Halus di Rumah atau Kantor, Bagaimana Caranya?

Makhluk halus di rumah atau kantor atau tempat tinggal lain kerap membuat kita bingung. Siapa sebenarnya yang bertanggung jawab?

Liputan6.com, Jakarta Kebanyakan orang saat menempati rumah, tempat tinggal atau kantor kerap tidak peduli, asal masuk dan tinggal saja. Kalau sudah mulai ada gangguan entah itu berupa mahkluk halus atau arwah manusia tertentu yang biasa kita sebut hantu baru bingung.

Yang terjadi kemudian si empunya tempat itu mencari paranormal, ustaz, pemuka agama atau orang-orang yang bisa mengusir roh halus atau jiwa-jiwa yang terjebak di tempat itu.

"Padahal apa pun kasus di sebuah tanah atau rumah, yang paling berhak dan punya kewajiban menyelesaikan masalahnya adalah sang empunya tempat itu,"ujar Herwiratno.

Pria yang kerap disebut sebagai Penyampai Pesan Jiwa dan sudah ribuan kali berkomunikasi dengan arwah dan makhluk halus ini menegaskan agar kita tidak mengalihkan tanggung jawab mendoakan dan memberkati rumah itu ke orang lain sekalipun itu pemuka agama, rohaniwan, atau paranormal.

"Kalau pun Anda mengundang pemimpin ritual keagamaan dan teman-teman Anda untuk berdoa bersama di lokasi tersebut, maka fungsi mereka adalah mendampingi Anda menunaikan tanggung jawab spiritual Anda untuk mendoakan dan memberkati tempat Anda sendiri,"ujar Herwiratno.

Lalu Herwiratno menguraikan bagaimana dia sendiri mendoakan dan memberkati tempat tinggal sendiri. "Ini hanya gambaran umum saja, sementara praktiknya mohon disesuaikan dengan kondisi yang Anda alami,"ujar Herwi, panggilan pria asli Jawa Timur ini.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Tuhan di mana-mana

1. Begitu memasuki atau tinggal di suatu tempat, Anda harus tetapkan sikap batin dan keyakinan bahwa "Tuhan ada di mana-mana dan di mana-mana ada Tuhan." Tuhan ada dalam diri kita, dalam tanah, rumah, dan setiap makhluk di lokasi yang Anda tinggali. Kita semua satu dalam Tuhan.

2. Dalam kesatuan dalam Tuhan, kita sapa tanah, rumah dan siapa pun makhluk serta materi di situ. Kita ajak semuanya menyatu dalam batin untuk berdoa bersama.

3. Setelah saling menyapa, mari mohon maaf kepada tanah atas nama siapa pun yang pernah tinggal dan melakukan sesuatu di tanah tersebut bila ada perilaku atau perbuatan yang tidak berkenan terhadap tanah atau rumah.

4. Lanjutkan dengan memberitahu dan mohon izin kepada tanah, juga para makhluk yang kelihatan maupun tidak kelihatan bahwa Anda akan menempati dan beraktivitas di lokasi tersebut. Mohon kerjasamanya untuk saling memahami dan menyesuaikan energi. Pada tahap ini, silakan klaim de-facto lokasi tersebut (bahwa tempat ini adalah milik saya).

5. Kemudian kita ajak tanah dan segala isinya untuk berdoa bersama. Diawali dengan doa mengucap syukur, berterima kasih kepada Tuhan atas diciptakannya tanah, rumah, dan segala isinya. Lanjutkan doa mohon agar tanah, rumah dan segala yang ada di situ disucikan kembali oleh Tuhan seperti sedia kala. Diakhiri dengan doa mohon berkat Tuhan agar kita sebagai penghuni, tanah, dan rumah serta semua yang ada di situ (termasuk mahkluk halus) bisa saling mendukung dalam berkarya bersama.

Lalu Herwiratno juga menyarankan agar kita mengajak atau melibatkan (secara niat saja atau secara fisik) jiwa-jiwa yang memang akan beraktivitas di lokasi seperti misalnya anggota keluarga, para pekerja dan semua orang yang beraktivitas di lokasi termasuk hewan peliharaan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.